Selasa, 08 April 2014

KELASKU PINTER KATA KOMTINGKU


PESAN DAN KESAN KOMTING
Siang itu hari kamis tepatnya, diakhir perkuliahan seorang temanku kerap disapa Dasuki merangkak maju kedepan kelas dengan menyampaikan pesan, “sebelumnya saya minta maaf, besok hari selasa sebelum hari libur karena coblosan caleg, kitakan seharusnya masih masuk. Saya ingin memberikan info pergantian mata kuliah Aspek Hukum Ekonomi dari Pak Dhikrullah!”
            “Silahkan, silahkan tapi jangan lama-lama seoalnya sudah waktunya pulang ini.” Jawab puluhan calon akademisi lulusan universitas kerajaan Timur Jawa.



AKU DAN 7 SAUDARA KULIAH
Aku adalah keinginan dalam diriku yang memiliki 7 saudara kembar. Aku berada di depan sendiri didalam hati. Aku adalah yang ditugaskan oleh manusia untuk mencari Ijazah. Karena dengan mendapatkan ijazah aku yakin besok kerjaku bisa mudah, semua bakalan sesuai dengan keinginanku, apa saja yang akan ku bayangkan dengan ijazah tentu dan pasti dapat aku raih. Karena dalam hidupku aq biasa menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai yang bagus. Dimana dalam ijazah itu yang ditekankan dalam tugasku adalah untuk mencari nilai yang bagus. Jadi untuk urusan pinter itu nomor 100 sekian yang penting kuliah-pulang tapi nilai kuliah ku bagus. Begitulah tugas manusia kepadaku.
Dari bilik hati lainya, sebelah belakang tepatnya aku yang bertugas mencari relasi juga sudah berteriak untuk disapa. Aku yang ini memang tidak perduli dengan ijazah, dengan nilai kuliah, absensi kuliah atau dengan berbagai sistemisasi pendidikan. Dengan mengandalkan relasi aku bisa mengatur semua itu sesuka ku. Semua bisa ditawar, bisa diurus. Dengan sedikit gratifikasi atau sedikit retorika semua urursanku lancer. Tapi bukan hanya itu sebenarnya tugasku, aku selalu mencari manusia yang dapat aku jadikan mangsa. Bukan sekedar manusia, melaikan manusia yang memang memiliki posisi jabatan, tahta, harta, wibawa dan yang memiliki ide-ide cemerlang. 
Aku berada di samping kanan hati karena tugasku adalah memenuhi tuntuan orang tua. Aku kuliah tidak tahu untuk mencari apa, ilmu, ijazah, relasi, tidak-itu bukan tugasku. Hanya patuh kepada orang tua diriku. Lantaran aku dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tuaku maka aku harus taat kepada orang tuaku.
Aku yang berada dibilik kiri hati ku adalah aku yang paling menikmati dunia. Kenapa tidak, tugasnya hanya untuk mencari pacar. Memenuhi nafsu birahi setiap hari gonta-ganti ranjang dan slimut kehidupan. Urusan masa depan itu biarlah Tuhan nantinya yang mengatur. Setidaknya aku meyakini siapa saja yang hidup di dunia ini bakalan diberi rizki oleh Tuhan. Aku merasa bebas dengan hidupku, pacarku banyak, ada yang kaya ada yang miskin, ada yang cantik ada yang jelek, ada yang pinter ada yang tidak, dan semuanya mudah sekali aku kibuli. Inilah tugasku dari manusia. Maka aku bekerja semaksimal mungkin agar manusia tidak marah kepadaku.
Diatas hatiku duduk bersila dengan santai mengemban tugasnya. Tugasnya hanya sekedar untuk mengisi tahun yang kosong. Uang punya, orang tua punya, pacar juga punya. Namun mau bekerja umur masih terlalu muda pengalaman dunia kuliah juga belum punya. Maka itu manusia menyuruhku mengisi waktu kosongnya beberapa tahun kedepan, lalu setelah lulus 4 tahhun kemudian aku sudah siap bekerja. Yah, setidaknya untuk menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) umurku sudah cukuplah.
Saudaraku yang ke enam adalah saudara yang hidup dalam kesederhanaan, yang penuh ketidak pastian tugasnya yang penting kuliah. Dan tugasnya jauh berbeda alias tidak sama dengan tugas tujuh saudaranya.
Kenapa engkau hanya menceritakan mereka saja wahai manusia aneh...! Aku adalah kehidupan dari hati ini. Aku berdiri tanpa seorang teman, keluarga, atau anak. Hidupku sepi senyap diantara ruang-ruang gelap. Aku berada dibawah saudaraku semua, kamarku hanya seukuran tubuhku, tidak mewah atau pun megah kecuali hiasan sebatang lilin yang menyala sampai saat ini. Dan tugaskulah yang paling sulit, “untuk mecari ilmu.”

0 komentar:

Posting Komentar

silahakan tambahakan komentar anda