Jumat, 05 September 2014

SEBENTAR LAGI…! AKU PASRAH PADA SEMUA

Kamarin tinta tak bertinta tertera…!
Pilih yang "amanah" bukan yang "aman-lah".
Pilih yang bisa ngebuat "ngguyu" yang dipimpinnya bukan "mengguyuin" yang dipimpinnya.
Pilih yang paham kebutuhan "yang dipimpinnya" bukan yang paham kebutuhan "pimpinan di atasnya".
Di luar sana pencurian meraja lela. Di luar sana kemiskinan membayang tak henti. Di luar sana kereta hukum berjalan tak pada relnya. Di luar sana penguasanya seperti raja diraja dengan adi gang, adi gong, adi guno berada. Di luar sana rumah kita di pandang sebelah mata. Di luar sana warganya tertutup dengan pendatang dan perubahan. Di luar sana pendidikan tak mendatangkan budi pekerti yang baik. Di luar sana kenaifan bersembunyi dibalik raksasa. Di luar sana keberaniaan membeku dalam cerita.
Sebentar lagi…!
Disebut mahasiswa, ada yang  bernyanyi kesana kemari dari belakang layar, dami yang dianggap terpilih. Disebut dosen, ada yang pontang panting berfikir siapa yang akan diamanahi untuk kursi esok hari. Disebut kariyawan, ada yang meletakkan pantatnya pada kursi kepercayaan. Disebut kita, mereka, kami, ada yang tak mahu tahu siapa penerus sekaligus pengganti penguasa dari dunia pendidikan ini.
Sebentar lagi…!
Lukisan modern mewarnai pandangan. Segala kesiapan disiapkan. Harapan dan cara menjadi pertimbangan. Disana 6 jam yang menentukan. Berawal dari ramai-ramai saling usung dari kelemopok bendera, tanah kelahiran, sahabat, kerabat dan saudara.  Tiga wajah menjelma jadi calon dewa.
Sebentar lagi…!
Terpilih bukan untuk membiarkan penguasa berkerah yang membuat kerusakan dari dalam rumah dengan tangan besi. Terpilih membawa buku keberaniaan untuk memberi dan mengadili siapa yang melakukan kesewenangan diri pribadi tanpa filosofi kebebasan. Terpilih untuk mencari kekejaman dan ketidak sepahaman lalu singkirkan. Terpilih agar dapat memberi kenyamanan dan keamanan tempat “parkiran.” Terpilih membenahi keuangan dan pembangunan agar lebih transparan. Terpilih untuk menjadi pahlawan pada kenistaan “legal formal.” Terpilih untuk memperhatikan semuanya dalam penuh pengabdian. Terpilih bukan untuk menjadi “raja diraja” dalam pengamanan. Terpilih membawa naungan kenyamanan tidur dan bangun dirumah. Terpilih meneteskan harapan pada alam pendidikan. Terpilih memberi apa yang telah dijanjikan. Terpilih untuk menuju permukaan. Terpilih bukan untuk seperti biasa atau lebih terpuruk lagi. Terpilihlah dalam pilihan yang sebenarnaya dipilih.
Sebentar lagi…!
Sang jiwa berdo’a siapa yang akan menjadi dewa. Semoga membawa cerita wibawa. Menelurkan kebaikan. Mengayomi tanpa pilih kasih, bukan sedarah dan setulangnya saja.
Sebentar lagi…!
Dimana hari bahagia. Sehari menentukan 4 tahun selanjutnya. Sehari yang juga sangat mungkin menimbulkan perang para dewa.
Sebentar lagi…!
Sebentar lagi…!
Sebentar lagi…!
Aku pasrah pada semua.

* Hanya Para Pembaca Yang Baiklah Yang Tahu Dan Akan Mengerti Makna Dalam Perenungannya.

2 komentar:

silahakan tambahakan komentar anda