Kamarin tinta
tak bertinta tertera…!
Pilih yang
"amanah" bukan yang "aman-lah".
Pilih yang
bisa ngebuat "ngguyu" yang
dipimpinnya bukan "mengguyuin"
yang dipimpinnya.
Pilih yang paham
kebutuhan "yang dipimpinnya"
bukan yang paham kebutuhan "pimpinan di atasnya".
Di luar sana
pencurian meraja lela. Di luar sana kemiskinan membayang tak henti. Di luar sana
kereta hukum berjalan tak pada relnya. Di luar sana penguasanya seperti raja diraja dengan adi gang, adi gong, adi guno berada. Di luar sana rumah kita di pandang sebelah mata. Di luar sana
warganya tertutup dengan pendatang dan perubahan. Di luar sana pendidikan tak
mendatangkan budi pekerti yang baik. Di luar sana kenaifan bersembunyi dibalik
raksasa. Di luar sana keberaniaan membeku dalam cerita.
Sebentar lagi…!
Disebut mahasiswa, ada yang bernyanyi kesana kemari dari belakang layar,
dami yang dianggap terpilih. Disebut dosen, ada yang pontang panting berfikir
siapa yang akan diamanahi untuk kursi esok hari. Disebut kariyawan, ada yang meletakkan
pantatnya pada kursi kepercayaan. Disebut kita, mereka, kami, ada yang tak mahu
tahu siapa penerus sekaligus pengganti penguasa dari dunia pendidikan ini.
Sebentar lagi…!
Lukisan modern mewarnai pandangan. Segala kesiapan disiapkan. Harapan dan
cara menjadi pertimbangan. Disana 6 jam yang menentukan. Berawal dari ramai-ramai
saling usung dari kelemopok bendera, tanah kelahiran, sahabat, kerabat dan
saudara. Tiga wajah menjelma jadi calon dewa.
Sebentar lagi…!
Terpilih bukan untuk membiarkan penguasa berkerah yang membuat
kerusakan dari dalam rumah dengan tangan besi. Terpilih membawa buku
keberaniaan untuk memberi dan mengadili siapa yang melakukan kesewenangan diri pribadi
tanpa filosofi kebebasan. Terpilih untuk mencari kekejaman dan ketidak
sepahaman lalu singkirkan. Terpilih agar dapat memberi kenyamanan dan keamanan
tempat “parkiran.” Terpilih membenahi keuangan dan pembangunan agar
lebih transparan. Terpilih untuk menjadi pahlawan pada kenistaan “legal formal.” Terpilih untuk memperhatikan
semuanya dalam penuh pengabdian. Terpilih bukan untuk menjadi “raja diraja” dalam pengamanan. Terpilih membawa
naungan kenyamanan tidur dan bangun dirumah. Terpilih meneteskan harapan pada alam
pendidikan. Terpilih memberi apa yang telah dijanjikan. Terpilih untuk menuju
permukaan. Terpilih bukan untuk seperti biasa atau lebih terpuruk lagi. Terpilihlah
dalam pilihan yang sebenarnaya dipilih.
Sebentar lagi…!
Sang jiwa berdo’a siapa yang akan menjadi dewa. Semoga membawa cerita
wibawa. Menelurkan kebaikan. Mengayomi tanpa pilih kasih, bukan sedarah dan
setulangnya saja.
Sebentar lagi…!
Dimana hari bahagia. Sehari menentukan
4 tahun selanjutnya. Sehari yang juga sangat mungkin menimbulkan perang para
dewa.
Sebentar lagi…!
Sebentar lagi…!
Sebentar lagi…!
Aku pasrah pada semua.
* Hanya
Para Pembaca Yang Baiklah Yang Tahu Dan Akan Mengerti Makna Dalam Perenungannya.
a nice post to be a critical student....
BalasHapusthx bapak atas komentarnya...
BalasHapussemoga saja apa yang tak.....xxx