Siapa pun tentu mengidamkan suasana
yang memberikan kenyamanan pada dirinya. Sedang untuk menciptakan kenyamanan
setiap orang mempunyai cara masing-masing. Salah satunya, melalui sebuah pola
penempatan diri di suatu tempat yang hijau lagi alami. Karena secara psikologi,
tempat yang demikian dengan dihiasi berbagai tanaman serta pepohonan dapat memberikan
ketenangan pada susasana perasaan seseorang akibat gelombang syaraf yang sedang
mengalami ketegangan.
Di pendidikan tingkat Universitas
pencapaian kenyamanan diri melalui pola tersebut dapat dianggap sangat penting.
Sebab, setelah berjam-jam seorang mahasiswa menerima teori dan tugas dari
beberpa mata kuliah yang diajarkan tak jarang akibatnya mereka merasa pusing. Lalu
ingin mencari tempat bersantai.
Dan apa yang akan anda lakukan bila
anda seorang mahasiswa. Apabila anda berada disebuah tempat, dimana sejauh mata
memandang anda dapat menikmati puluhan pepohonan yang rindang-mengayomi. Dibawahnya
tumbuh beberpa macam rumput liar serta ilalang. Kanan-kirinya membentang padang
savanna. Dari berbagai arah
berlawanan angin sepoi menghampiri setiap kulit yang menganganga. Karena ketegangan
syaraf. Beriringan dengan petugas kebersiahan yang setiap pagi memunguti-menyapu
sampah yang dirasa mengotori suasana lingkungan disekitar savanna tersebut. Ingin dudukah disanakah anda?
Tak ayal bila tempat yang
menghijau haru rame disambangi mahasiswa saat jam kosongnya. Baik digunukan
sebagi tempat bersantai setelah atau sambil menunggu jam perkuliahan. Ada yang
menunggu sambil ngopi, berdiskusi, membaca buku dan sebagainya.
Di wilayah Suramadu (Surabaya-Madura),
ada tiga kampus negeri yang memiliki tingkat penghijauan cukup bagus. Institut
Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan Universitas Trunojoyo Madura (UTM).
Menurut beberapa mahasiswa yang
saya temui dari ITS dan UNESA. Mereka sangat merasa senang dengan wajah kampus
yang rindang penuh penghijauan. Apalagi dengan pendirian gazebo sederhana
dibawah pepohonan yang difasilitasi oleh pihak kampus. “Lumayanlah mas untuk melepas lelah ! Saya dapat menikmati taman kampus,
penghijauan kampus, dan bersatai begitu bebas. Lagian tempatnya bersih nan sejuk mas. Ada semilir angin sepoi yang menyapa di sana, serta adanya gazebo untuk
meleyehkan pantat saya yang telah,” kata seseorang mahasiswa dari kedua
kampus.
Lalu bagaimana dengan UTM? Memang
sudah ada penanganan untuk mengelola penghijauan yang dimilikinya. Apakah sudah
maksimal? Belum. Sebab di kanan-kiri perlintasan dalam area kampus, terlihat tidak
banyak gazebo yang tersedia. Lalu dimanakah tempat yang dipilih mahasiswa dalam
menikmati waktu kosongnya atau untuk nongkrong?
Mereka lebih memilih berada di Kantin (belakang Fakultas Hukum) dan di Koperasi
Mahasiswa (Kopma). Tapi tak banyak. Karena terkendala keterbatasan lokasi serta
kapasitas daya tampung yang tersedia. Dan kecenderungan dari yang lainnya malah
memilih mencari suasana santai di luar kampus.
***
Kampus UTM memang sudah memiliki
potensi untuk menciptakan kenyamanan mahasiswanya. Sebagai jaminan awal,
terdapatnya puluhan pepohonan yang malang melintang serta savanna dalam sekup
kecil di kanan-kiri perlintasan jalan area kampus dapat menjadi modal alternatifisasi
dalam mewujudkannya.
Disisi lain, tempat kos-kosan
atau kontrakan yang jauh dari kampus terkadang membuat mahasiswa malas untuk pulang.
Maka, diantara mereka lebih memilih mencari tempat berlabuh yang dekat dengan
kampus, sembari menunggu jam perkuliahan selanjutnya. Tak hanya mahasiswa. Puluhan
dosen kadang juga bingung mencari tempat yang natural lagi sejuk untuk melepas
lelah mereka, setelah berjam-jam mengeluarkan suara diruang pendidikan.
Dalam beberapa pembicaraan yang
saya lakukan dengan mahasiswa UTM sejak bulan lalu. Mengenai terwujudnya tempat
bersatai di bawah pohon seperti gazebo sederhana. Saya mendapat respons yang
sangat bagus dari mereka. Mereka mendukug terwujudnya tempat bersantai
tersebut. Dengan berbagai alasan yang lumayan bervariatif.
Lalu apakah hasil pembicaraan tersebut
bakal terwujud nantinya? Saya kurang tahu. Sebab dalam pembicaraan tersebut
saya hanya sekedar mencari informasi sebagai modal data kepenulisan kali ini. Dan
apakah tulisan seperti ini bakalan ditanggapi atau malah dibiarkan saja? Yang
jelas, saya sangat menerima apresiasi yang bakalan muncul dari berbagai
khalayak. Karena hak mereka sebagai pembaca.
Namun sebagai satu catatan. Saya sangat
yakin, apabila kampus seperti UTM dapat membangun gazebo dibawah pepohonan. Pasti,
tempat tersebut bakalan rame disambangi ratusan mahasiswa bahkan para pengajar.
Pertama, dengan alasan perbandingan jumlah
mahasiswa UTM yang bakalan semakin meningkat tiap tahunnya. Kedua,
masalah biaya transportasi menuju tempat tinggal setiap mahasiswa. Yang mana lumayan
jauh dengan kampus.
Wacana semacam ini mungkin dapat
menjadi pertimbangan UTM. Karena, dalam menciptakan suasana nyaman para mahasiswa
dan pengajar bahkan seluruh civitas akademika, saya rasa program alternatif seperti
ini dapat ditempuh.
UTM-Bangkalan, 20 September
2014
0 komentar:
Posting Komentar
silahakan tambahakan komentar anda