Judul Buku :
RIWAJAT INDONESIA
Pengarang :
karya Prof. DR. Poerbatjaraka
Edisi :
Jilid Satu
Penerbit :
Jajasan Pembangunan Djakarta
Tebal Buku :
66 Halaman
Tahun Terbit :
-
Tebal Kertas :
-
Sebuah
epic sejarah yang diciptakan alm Poerbatjaraka memang sangat unik lagi asyik. Kasus-kasus
dan data-data yang disajikan pun berbeda dengan yang lainnya. Begitulah mestinya
buku ini berada. Perkiraan orang Indonesia itu adalah dari keturanan bangsa
Campa yang mula-mula sebelum 1500 M yang kala itu mereka terdesak penguasa
bangsa lain. Lalu berpindah menyusuri Asia Tengah, hingga samapi di Kamboja. Tetapi
ada juga yang melancong terus ke Utara hingga sampai di kepulauan Formosa dan
Filiphina. Bilamana tadi bangsa Campa ada yang sampai di Kamboja, maka
sebenarnya merekalah cikal bakal masyarakat negeri ini. Masyarakat yang datang
melewati Kamboja, Thai dan Malaka.
Selain
itu, buku yang memuat sejarah keberadaan setiap manusia di Tanah Sumatra,
Kalimantan, Jawa Serta Bali melalui pola
persebaran kerajaan kala itu. Tapi bukan itu yang mencoba ditekankan alm.
pandangan agama para raja, dan masyarakat serta para ahli tentang agama pada
masa sebelum abad Majapahit berkuasa justru yang mencoba ditekankan. Kekuatan agama
sehingga mempengarui luas kekuasaan, cara penghormatan terhadap sesama,
bagaimana kiprah para pemimpin, kebijakan-kebijakan semua dikaitkan pada agama.
Tentu saja agama kala itu.
Jika salah
satu kerajaan Kutai denga raja yang agung Sri Mulawarman memiliki corak
dermawanisme hingga menyedekahkan 20.000 ekor sapi (h. 11), itu pun di
pengaruhi kekuatan keberagamaannya, yaitu agama Siwa. Sang penakluk dari Tanah
Palembang- Sriwijaya itu juga dipengaruhi kedalaman para punggawanya pada Budha
Mahayana bahkan sampai-samapai Palembang menjadi pusat peradaban Pendidikan
dunia setelah Nalanda (42). Yaitu pendidikan Budha Mahayana. Sedangkan dari
tanah Jawa ada pelopor awal Dinasti atau kerajaan Sanjaya agung dari daerah
Sleman Jogjakarta yang konon juga mampu menaklukan para raja di daerah
sekitarnya, termasuk Sri Wijaya. Namun pada akhirnya kerajaan Sanjaya pun
digempur oleh datangnya budaya baru Budha Mahayana, pindahlah keturunannya di
daerah Malang (65). “Suatu kerajaan Sanna
rusak karena diserang kerajaan Sri Wijaya. Dan kala itu penguasannya berganti
ke kemenakannya, Raja Sanjaya yang beragama Siwa. Raja yang mampu menguasai
tanah Jawa Tengah dengan berpusat di Kedu; dan mempu mengalahkan negeri-negeri
diluar tanah Jawa.” (h.65)
Berita-berita
dari Tiong Hoa sangat kental disajikan dalam buku ini. berita dari Fa-Hien,
I-Tsing, Guru Budha Mahayana Hwui Ning, atau dari keluarga kerajaan T’ang pun
menjadi data otentik dari karya ini.
Karya
yang sangat mencengangkan diri. Karena penyajian pendekatan Agama-kekuasaan-dan
penyebaran kependudukan dijadikan satu bahasan. Data-data kuno dari buku-buku bahasa
Belanda, deskripsi dan terjemahan tulisan Candi yang manakala itu berbahasa
Sansekerta-huruf Sansekerta, Sansekerta dengan Huruf Pallawa, bahasa Jawa Kawi,
Bahasa Negari dsb. Ternyata menjadikan cirri khusus dari karya-karya yang
lainnya. Begitu tipis namun sangat kaya akan isi dan makna. Runtut ceritanya,
tahunnya, nama-namanya tokoh ceritnya. Bersumber ruah langsung dari buku Hindoe-Javaansche Geschiedenis karya Prof. Dr. N. J. Krom, tahun 1931. Namun bahasanya yang memang sulit
dipahami seorang pemula dalam membaca buku-buku seperti ini cenderung terlihat.
Buku ini juga tidak terbit lagi. Kiranya meski tak terbit lagi cerita dalam
buku ini tidak terpenggal-penggal menjadi beberapa jilid bagian. Sehingga kita
sekarang sulit untuk mencari lanjutan jilid buku yang menarik ini.
0 komentar:
Posting Komentar
silahakan tambahakan komentar anda