Sabtu, 20 September 2014

Resensi Buku Riwajat Indonesia (Prof. DR. Poerbatjaraka)


Judul Buku      : RIWAJAT INDONESIA
Pengarang       : karya Prof. DR. Poerbatjaraka
Edisi                : Jilid Satu
Penerbit           : Jajasan Pembangunan Djakarta
Tebal Buku      : 66 Halaman
Tahun Terbit    : -
Tebal Kertas     : -


       Sebuah epic sejarah yang diciptakan alm Poerbatjaraka memang sangat unik lagi asyik. Kasus-kasus dan data-data yang disajikan pun berbeda dengan yang lainnya. Begitulah mestinya buku ini berada. Perkiraan orang Indonesia itu adalah dari keturanan bangsa Campa yang mula-mula sebelum 1500 M yang kala itu mereka terdesak penguasa bangsa lain. Lalu berpindah menyusuri Asia Tengah, hingga samapi di Kamboja. Tetapi ada juga yang melancong terus ke Utara hingga sampai di kepulauan Formosa dan Filiphina. Bilamana tadi bangsa Campa ada yang sampai di Kamboja, maka sebenarnya merekalah cikal bakal masyarakat negeri ini. Masyarakat yang datang melewati Kamboja, Thai dan Malaka.
       Selain itu, buku yang memuat sejarah keberadaan setiap manusia di Tanah Sumatra, Kalimantan,  Jawa Serta Bali melalui pola persebaran kerajaan kala itu. Tapi bukan itu yang mencoba ditekankan alm. pandangan agama para raja, dan masyarakat serta para ahli tentang agama pada masa sebelum abad Majapahit berkuasa justru yang mencoba ditekankan. Kekuatan agama sehingga mempengarui luas kekuasaan, cara penghormatan terhadap sesama, bagaimana kiprah para pemimpin, kebijakan-kebijakan semua dikaitkan pada agama. Tentu saja agama kala itu.
       Jika salah satu kerajaan Kutai denga raja yang agung Sri Mulawarman memiliki corak dermawanisme hingga menyedekahkan 20.000 ekor sapi (h. 11), itu pun di pengaruhi kekuatan keberagamaannya, yaitu agama Siwa. Sang penakluk dari Tanah Palembang- Sriwijaya itu juga dipengaruhi kedalaman para punggawanya pada Budha Mahayana bahkan sampai-samapai Palembang menjadi pusat peradaban Pendidikan dunia setelah Nalanda (42). Yaitu pendidikan Budha Mahayana. Sedangkan dari tanah Jawa ada pelopor awal Dinasti atau kerajaan Sanjaya agung dari daerah Sleman Jogjakarta yang konon juga mampu menaklukan para raja di daerah sekitarnya, termasuk Sri Wijaya. Namun pada akhirnya kerajaan Sanjaya pun digempur oleh datangnya budaya baru Budha Mahayana, pindahlah keturunannya di daerah Malang (65). “Suatu kerajaan Sanna rusak karena diserang kerajaan Sri Wijaya. Dan kala itu penguasannya berganti ke kemenakannya, Raja Sanjaya yang beragama Siwa. Raja yang mampu menguasai tanah Jawa Tengah dengan berpusat di Kedu; dan mempu mengalahkan negeri-negeri diluar tanah Jawa.” (h.65)
       Berita-berita dari Tiong Hoa sangat kental disajikan dalam buku ini. berita dari Fa-Hien, I-Tsing, Guru Budha Mahayana Hwui Ning, atau dari keluarga kerajaan T’ang pun menjadi data otentik dari karya ini.
       Karya yang sangat mencengangkan diri. Karena penyajian pendekatan Agama-kekuasaan-dan penyebaran kependudukan dijadikan satu bahasan. Data-data kuno dari buku-buku bahasa Belanda, deskripsi dan terjemahan tulisan Candi yang manakala itu berbahasa Sansekerta-huruf Sansekerta, Sansekerta dengan Huruf Pallawa, bahasa Jawa Kawi, Bahasa Negari dsb. Ternyata menjadikan cirri khusus dari karya-karya yang lainnya. Begitu tipis namun sangat kaya akan isi dan makna. Runtut ceritanya, tahunnya, nama-namanya tokoh ceritnya. Bersumber ruah langsung dari buku Hindoe-Javaansche Geschiedenis karya Prof. Dr. N. J. Krom, tahun 1931. Namun bahasanya yang memang sulit dipahami seorang pemula dalam membaca buku-buku seperti ini cenderung terlihat. Buku ini juga tidak terbit lagi. Kiranya meski tak terbit lagi cerita dalam buku ini tidak terpenggal-penggal menjadi beberapa jilid bagian. Sehingga kita sekarang sulit untuk mencari lanjutan jilid buku yang menarik ini.

0 komentar:

Posting Komentar

silahakan tambahakan komentar anda