Manusia menggagas Peristiwa. Mengadu dan
menyimpan Peristiwa. Dalam kegelapan berdampingan Malam mereka berkiprah
berebut peristiwa.
Ada hukum yang tinggal sepenggal ujung
pena. Pemilik hukum gagap kehilangan nyali dalam praksisnya. Walau tahu baik
buruk mereka berlaga ibarat drama teater.
Ada tokoh agama dalam nyata. Tapi sayang
seperti bahan peladak wujudnya. Menunggu kapan waktu yang tepat meladakkan
dirinya.
Susah-susah gampang mengupas peristiwa.
Karena peristiwa adalah raja wilayah Timur Jawa. Siapa berani melawan tentu
ancam yang menyilaukan mata silih menghampiri. Bicara pembunuhan tanpa
pengadilan, peristiwa yang berkuasa. Bicara pembegalan tanpa penangkapan,
peristiwa yang semakin ingkar janji. Bicara politik otoriterisme negara dalam
negara, peristiwa yang membuta. Bicara napas warganya yang kembang kempis,
peristiwa yang menyaksikannya. Bicara kebudayaan bacok yang terjaga, peristiwa adalah hakimnya. Bicara ...
Lalu kemana dan dan dimana seharusnya peristiwa
dihadapkan.
Sungguh pun peristiwa bak robot tak bernyawa namun kejam wujudnya.
Sebab
peristiwa adalah nama lain dari sebuah kekuasaan.
0 komentar:
Posting Komentar
silahakan tambahakan komentar anda