Minggu, 04 Mei 2014

Bahkan Tuhan pun punya Hak Veto untuk Berdo'a


         Dimana saja kita sekarang, tak perduli di selokan, tengah Hutan, samudera, di bawah ranjang, dibalik badan wanita, dilorong gelap dan perkiraan tak seorang pun berani masuk kedalamnya, karena lorong itu dipenuhi ular dank ala jengking yang tak terhitung oleh bibir jumlahnya, atau dibalik tirai-tirai sekalipun. Tetap saja namanya Tuhan, Ia bakalan tahu kita berada dimana. Karena Itulah Tugas dan wewenag yang Ia memiliki sejak belum ada zaman bagi Nya, bagi kita, bagi semua Mahluk.
         Tuhan juga maha berkehendak, mengancam, menindas, menskenario, mengarahkan, membimbing, member hidayah dan riski yang semua itu dapat kita temukan, kita cerminkan dari kitab buatannya, al-qur’an, hadist, injil, zabur dan taurat tempatnya.
         Dalam kehendaknya semua itu ada yang lebih perlu kita tahu. Yaitu Tuhan pun memiliki hak veto untuk berdoa. Berdoa untuk mendoakan siapa saja. Mengarahkan siapa saja atau sekedar untuk bersikap cakap kepada hamba-
hambanya.
         Mungkin sebenarnya Muhammad pun juga memberikan dukungan pabila beliau masih hidup. Lantaran beliau  mengatakan, “Kullu kalam addu’a ” yang berarti setiap Perkataan Adalah Do’a.
         Seanjutnya hal itu juga dibenarkan oleh al-kitab sehingga ia memberikan beberpa contoh dasarnya. Seperti: Jangan menyebut nama-Ku dengan sembarangan, sebab Aku, TUHAN Allahmu, menghukum siapa saja yang menyalah gunakan nama-Ku.(Keluaran 20:7, BIS)
         Lalu, Tidak juga patut bagimu mengucapkan kata-kata yang kotor, yang cabul dan yang tidak pantas. Sebaliknya hendaklah kalian mengucap syukur kepada Allah. (Efesus 5:4, BIS)
         Lalu, Tetapi sekarang hendaklah kalian membuang hal-hal yang jahat dari dirimu: jangan lagi marah, atau mengamuk atau mempunyai perasaan benci terhadap orang lain. Jangan sekali-kali keluar dari mulutmu perkataan-perkataan caci maki atau perkataan yang kotor.(Kolose 3:8, BIS)
         Lalu, Orang yang hati-hati dalam tutur katanya akan aman hidupnya; orang yang bicara sembarangan akan ditimpa kemalangan.(Amsal 13:3, BIS)
         Lalu Hadist pun tak kalah dalam memberikan sumbangihnya bahwa Tuhan memang punya hak veto. "Aku (Allah) adalah menurut persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku bersamanya ketika ia menyebut-Ku. Jika ia menyebut-Ku dalam dirinya, maka Aku menyebutnya dalam diriKu. Ketika ia menyebut-Ku ditengah-tengah sekelompok orang, maka Aku menyebutnya ditengah-tengah kelompok yang lebih baik dari mereka (kelompok malaikat).” (HR Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim, At Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
         Lalu Ql-quran mencoba tak mau kalah, “Dan barang siapa yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya serta orang – orang beriman sebagai pemimpin, sesungguhnya golongan Allah-lah yang akan menang”. (QS. al-Maidah: 55)
         Tapi munkin perlu ada penekanan agar kita tidak bingung memaknaai tulisan ini. Yaitu, semua maksud pemahaman kita harus didasarkan bahwa “bicara adalah doa”. Adakalanya diantara kita memangkas tentang doa dengan berbagai dasar-masing masing. Mereka menggap berdoa itu dari dirinya dan disandarkan pada hal yang dapat disandarkan. Iya begitulah umumnya.
Tetapi kali ini, tak ada yang mustahil bagi Tuhan kalau ia berdoa dari dirinya dan pada dirinya pula doa itu disandarkan. Karena sebenarnya Ia juga punya hak untuk melakukan itu. Mungkin sebagai persamaan adakalanya seseorang berbicara kepada dirinya sendiri tanpa mengikutkan unsur ketuhanan dalam katanya dan ia dengan jelas menyandarkan doanya kepada dirinya sendiri, kemampuanya sendiri.
“saya harus bisa…, saya percaya pada diri saya kalau saya kuat…, atau saya yang akan menang.”
         Disadari atau tidak kata-kata ini sering kita jumpai di beberapa golongan manusia. Pada penganut animisme, dinamisme, kepercayaan kebatinanisme, intelektualisme, kaum logikawan, resionalis atau kaum kalas-kalaisme. Terkadang mereka berkata seperti itu.
         Lalu kita juga tidak boleh munafik saat kita melihat apa yang mereka katakana itu ternya terwujud, menjadi fakta dan realita. Terlepas dari kata “bahwa setiap doa itu hanya Tuhan yang mengabulkan.” Terlepas dari itu. Seseorang yang berdoa penuh keyakinan diri mencoba memantapkan kemampuanya untuk dapat, meraih apa saja yang ia anggap dapat ia jangkau. Sehingga pada akhirnya ia dengan segala usahanya dapat meraih semuanya yang ia ingini.
         Tuhan pun demikian, “Ia berdoa maka doanya terkabul” atau dalih ini dapat kita samakan dari kata “kun fa ya kun”.
         Sekali lagi saya katakana tak ada yang bisa dipungkiri kalau Tuhan kita masing masing memiliki kemampuan itu. Kemampuan membuat kehendak dan menyandarkan kehendaknya sendiri pada dirinya sendiri. Dari zaman Nya ada hingga suatu zaman yang membuat kita bingung akan keberadaan Nya. Tetap saja Ia punya hak untuk melakukan itu.
* BIS = Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari…….!!!!

0 komentar:

Posting Komentar

silahakan tambahakan komentar anda