Selasa, 25 Maret 2014

Tata bahasa

6. Tata Bahasa a. Fungsi tata bahasa digunakan dengan taat asas dan tegas, sehingga subyek dan predikat harus selalu ada. b. Penggunaan ejaan dan istilah resmi. c. Bahasa yang digunakan bersih dari unsur dialek daerah, variasi bahasa Indonesia, dan bahasa asing yang belum dianggap sebagai unsur bahasa Indonesia, kecuali untuk istilah bidang ilmu tertentu. 7. Tanda Baca a. Tanda Titik (.), digunakan pada akhir kalimat, pada singkatan tertentu, sebagai pemisah bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah. b. Tanda Koma (,), digunakan untuk memisahkan angka desimal, pemisah unsur-unsur dalam suatu deret, untuk memisahkan unsur-unsur sisteksis dalam kalimat. c. Tanda Titik Koma (;), digunakan untuk memisahkan unsur-unsur sintaksis yang setara, atau dalam deret yang sudah mengandung tanda baca lain. d. Tanda Titik Dua (:),

Kamis, 06 Maret 2014

WARGA MIYAK BOJONEGORO

   
Perubahan Industri di Bojonegoro telah menunjukan identitasnya secara lebih menyeluruh sampai pada tataran warga pedesaan. Namun, ini menjadi suatu keanehan ketika domonasi masyarakt miskin di Bojonegoro tetap tidak menunjukan signifikasi mobilitas ekonomi sosialnya. Terutama mayarakat yang berada di permukiman sisi-sisi hutan daerah perbatasan.

Rabu, 05 Maret 2014

Model Banggar Building Negara Baru

     Minimalitas pembangunan dari dana maksimal, dimanakah anda mengetahui pertama kali bahasa ini? tweeter, fb, media massa, buku atau internet.

Selasa, 04 Maret 2014

MAHASISWA GOBLOK

Mahasiswa sekarang itu sok-sokan, padahal pada goblok, dan hanya sebagian saja yang pinter tapi kok gak nyadar, goblok kok dibanggakan... eee kalo ujian tu ya jangan yontek, smsn + on line malah, aneh nya lagi non formal sistemisasi para guru terlihat lebih menggoblokan dirinya dalam lubang yang sama. mahasiswa goblok itu tentu tak akan mampu memikirkan perut-perut orang miskin disekitarnya, kecuali memperkaya wawasan pikiranya, melebarkan peluang usahanya, mengejar link dan nilai untuk diri sendiri. percaya atau tidak inilah realitas sosial si mahasiswa goblok. Ada ada juga yang bangga dengan fashionnya padahal di pedalam kalimantan, sumatra, jawa, sulawesi, atau papua masih banyak yang hanya mampu mengenakan slndang dedaunan dan pelepah pohon. Bangga jua mahasiswa goblok dengan makanan serba enak, hiburan serba mewah, sedangkan disebrang sana donat dan TV saja tak ada, apa lagi listrik. Dimana-mana mahasiswa mayoritas bisa tertawa dengan nasibnya atau sedikit merendah bahwa dirinya yang paling susah di Indonesia dalam pengakuanya. Padahal di sebelah lautan masyarakat yang kaya akan alamnya sempat mengeluh kepada negara kalau kekayaanya dicuri orang dan masyarakatnya tidak mendapat jatah kecuali sekedar ucapan terimakasih. Puing budaya kegoblokan kok dibarkan, anehnya jawanya mereka pas aku tanya."mau bagaimana lagi kalau sudah budaya kita dituntut begitu." Apakah tetap bangga kita dengan sebutan mahasiswa goblok, kalau bangga ya silahkan kuliah pulang-kuliah pulang. selain itu jangan pernah berfikir jua jadi politikis kampus akan dapat merubah tatanan masyarakat. kalau kita mahasiswa goblok tidak mampu mambantu beberapa permasalahan masyarakat di desa kita. jangan bangga juga akan nilai bagus, pakaian bagus, berembel-embel keyakinan, namun kita melupakan etika dan falsafah pancasila serta bhinika tunggal ika. maka jika anda tetap demikian dengan ketidak sadaran silahkan menjadi mahasiswa goblok saja. dan selanjutnya nasip kita akan merasakan kekayaan dalam mimpi, serba kekurang materi akibat ulah para pencuri.