“Bagaimanakah pendapatmu tentang rapat
kali ini? Lalu bagaimana harpanmu tentang rapat ini?”
Ketika
petang datang diselimuti kabut tipis suasana semakin menegang. Kabut yang
terbang tak tentu arah pangkalnya bermain petak umpet diantara tubuh-tubuh
manusia yang tak berwibawa jika tanpa mahluk halus didalamnya.dimana
jari-jariku mendesak-desak serasa ingin lari menyampaikan pesan tentang apa
yang otakku perdebatkan hingga serasa menghangat isi kepalaku saat itu.
Nyanyian-nyanyian
tek bernada mengelembung begitu besar, lalu pecah begitu saja serasa tak ada
dosa. Nyanyian yang menggusarkan kekukuhan pemikiran setiap pribadi manusia
setengah setan. Nyanyian yang disandingkan dengan derungan nge-renge, angghey, bhelheng, ghenta’, olar yang sedang santai mencari celah cahaya ibu
bulan. Tak lama kemudian, secara
tiba-tiba turunlah ayat terjemahan perasaan yang lahir dari beberapa pintu
hati. Lalu menyuruh jari-jemari manusia setengah setan itu untuk segera lari
mengambil pena dan kertas.
* Terlalu Serius Dan Tegang Harapannya Ya Jangan Terlalu Serius
* Sepertinya Sangat Serius A Tidak Ada Santai-Santainya Sedikit
Pun, Dan Tak Tentu Arah Tujuannya
* Meurut Saya Terlalu Serius Dan Tegang, Kura Ng Sedikit Santai
Jadinya Ngantuk
* Cukup Lumayan, Harapannya Adalah Jangan Samapai Terlalu
Menyalahkan Kelemahan Dan Mencari Cela Dari Keselahan Dari Pengawas Serta
Anggota
* Masih Banyak Yang Merasa Dirinya Itu Hebat, Sok-Sok-An,Pengen
Diutamakan, Dikenal. Sebenarnya Belum Ada Yang Professional, Masih Pada
Menganggap Urusan Lainya Lebih Penting Dari Fanatik. Soalnya Tidak Ada
Ketegasan Sama Sekali. Pemangku Adatnya Juga Merasa Paling Benar.
* Kurang Banya Yang Terlibat Dan Kurang Efektif
* Rapat Tidak Penting. Yang Penting Sekarang Selesaikan Proposal
Buat Ivent Yang Akan Datang (Setuju !!)
* Opo Ae !
* Selain Dadakan Suasana Juga Beku
* Terlalu Tegang, Paahal Gak Begitu Serius. Harapan Kedepannya Gak
Tahu Lah Gimana !
* Lucu Sih, Gak Tegas-Tegas Banget. Harapannya Masalah Difanatik
Cepat Selesai. Fanatic Sembuh Dari Sakit.
Bagaimanapun
ayat yang disampaikan kita tak boleh marah wahai waktu. Kita yang sejak dulu
menjadi kambing hitam manusia, yang selalu bercumbu dengannya sampai kapan pun.
Sekali lagi kita tak boleh marah atau pun kesal. Ayat itu untuk kita renungkan
biar kita tahu siapa kita, siapa mereka, bagaimanakah seharusnya ??? iya,
akulah waktu yang kau anggap kejam.
Bangkalan, La raiba, Sabtu 26 April
2014, 06:41
0 komentar:
Posting Komentar
silahakan tambahakan komentar anda