Oleh Muhammad Imam.J
Bilang arang dibalik karang
Bilang arang dibalik karang
Aku using
saat diri me-malang
Rinduku
lupa padanya
Desaku
ingat saja, hanya cerita
Susah aku letakan lengan
Dibalik jajaran besi
Aku lupa padanya
Senator-senator raja tikus
meng-hakimi
Bloraku…
Oh Bloraku,
rindunya hati, tak sampai hati mereka penuhi
Bloraku…
Oh Bloraku,
kenangan-
kenangan terkubur disekitar lembah sungai
’74 sangsi lahir ketidak percayaan
Puluhan kepala menyodori kepalaku
sebuah laras
Aku pun lesu, hingga darahku membiru
kilauan
Dengan ganasnya cakar, bumi
keluargaku diremas
Karena baju
Rusia katanya…!
Baju Rusia
katanya…!
Bloraku
sirna
Mataku buta
Ujung tombak bamboo ku rasa tumbang
Tumbang karena penguasa bumi,
se-wenang-wenang
Kain kebangsaan remeh rasanya
Rasanya hanya milik yang berweng
Ada dua
kuda punya rumah tak punya kandang
Ada
hujatan-hujatan sopan keluar, sesekali dari kandang mereka
Sebentar,
sang penghujat tertawa, ditengah gelanggang linglung
Sebentar, 2
kuda berkata, “mereka sombong”
Disana anak kuda kesakitan
Pendidikan, pekerjaan, kesehatan
ibarat senjata pengasingan
Ke dua kuda akhirnya lambing larinya
Karena geram menatap masa depan
anaknya
Puisi ini
dibuat untuk mengenang sejarah keluarganya Toer yang sampai saat
ini seolah terisolasi. Padahal tap pres tentang PKI atau komunisme telah
dicabut oleh manpres alm. Gusdur.
0 komentar:
Posting Komentar
silahakan tambahakan komentar anda