Selasa, 06 Mei 2014

PESAN PENULIS DARI BLORA

Oleh Muhammad Imam.J

Bilang arang dibalik karang
Aku using saat diri me-malang
Rinduku lupa padanya
Desaku ingat saja, hanya cerita
            Susah aku letakan lengan
            Dibalik jajaran besi
            Aku lupa padanya
            Senator-senator raja tikus meng-hakimi
Bloraku…
Oh Bloraku, rindunya hati, tak sampai hati mereka penuhi
Bloraku…
Oh Bloraku, kenangan-
kenangan terkubur disekitar lembah sungai
            ’74 sangsi lahir ketidak percayaan
            Puluhan kepala menyodori kepalaku sebuah laras
            Aku pun lesu, hingga darahku membiru kilauan
            Dengan ganasnya cakar, bumi keluargaku diremas
Karena baju Rusia katanya…!
Baju Rusia katanya…!
Bloraku sirna
Mataku buta
            Ujung tombak bamboo ku rasa tumbang
            Tumbang karena penguasa bumi, se-wenang-wenang
            Kain kebangsaan remeh rasanya
            Rasanya hanya milik yang berweng
Ada dua kuda punya rumah tak punya kandang
Ada hujatan-hujatan sopan keluar, sesekali dari kandang mereka
Sebentar, sang penghujat tertawa, ditengah gelanggang linglung
Sebentar, 2 kuda berkata, “mereka sombong”
            Disana anak kuda kesakitan
            Pendidikan, pekerjaan, kesehatan ibarat senjata pengasingan
            Ke dua kuda akhirnya lambing larinya
            Karena geram menatap masa depan anaknya

Puisi ini dibuat untuk mengenang sejarah keluarganya Toer yang sampai saat ini seolah terisolasi. Padahal tap pres tentang PKI atau komunisme telah dicabut oleh manpres alm. Gusdur.

0 komentar:

Posting Komentar

silahakan tambahakan komentar anda