Kamis, 26 Juni 2014

PEMILUNYA OW-WI

Lemah otakku berjalan
Dunia pemikiran tak juga rampung setiap selaputnya
Memaki dan menggali hari-harinya
Sebab aku bukanlah aku pada aku ku
Aku hanyalah sekedar aku yang mencari aku yang semestinya
            Di televisi perang kampanye menjadi-jadi
            Di televisi perang debat mencitakan asumsi di kemudian hari
            Disana-sini tak ada yang pasti
            Kecuali mati
            Karena semua berjalan pada semestinya yang semestinya dan dianggap mesti

Petani menaruh harap pada Jokowi
Romo menitih kisah pada Prabowo
Pemikranku makin kabur akan kebenaran
Sebab semua lini dipenuhi pamer diri
Maklumlah perasaanku lumpuh setengah hati
            Bagiku siapa saja pemimpinya nanti yang pro petani
            Karena petani bagian dari tulang punggung negeri agraris ini
            Tak hanya itu, pemimpin harus berani menjelma menjadi rakyat biasa kala waktunya tiba
            Pemimpin yang tak sekedar adil pada benderanya saja
            Pemimpin sekedar pemimpin karena ia sendiri dipimpin pemimpinnya sendiri
Ku letakkan sejak otak ini
Kritis pula telinga ini mendengar suara-suara sok demokrasi yang tak demokrasi
Asal engkau tahu
Hatiku memilih Jokowi, bibirku memilih Prabowo, dan praktiknya nanti tak bakalan ada kertas terlobangi atau ku centangi
            Guru ngaji mengebiri hak santri
            Dosen pengajar memilitansi mahasiswa-mahasiswi
            Orang tua bicara lantang menghakimi anak-istri
            Hingga tak ada yang punya jati diri asli
Video-video prostitusi kasus dolly diganti kampanye kini
Lagu-lagu pop band berubah sikap lagu brand partai
Sponsor-seponsor media massa wajahnya menjadi keberpihakan diri
Salah di benarkan, benar disalahkan, tak ada yang percaya benar jika benar, atau salah jika salah
Anak negeri pun buta akan kepentingan kekuasaan pribadi
            Wajah-wajah berubah
            Yang garang jadi girang, yang pemarah jadi ramah, yang angkuh jadi  pemurah
            Ya begitulah-begitulah kini aslinya        
            Itulah negeri ku paska reformasi
            2014-2019 yang impi-impi lagi dinanti  

0 komentar:

Posting Komentar

silahakan tambahakan komentar anda