Malam
ini malam yang panjang. Tapi aku bersyukur. Karena penaku menari-nari di atas
kertas tanpa pula harus ku kendalikan dan ku rencanakan seperti biasanya.
Tulisan yang menari tanpa dipaksa. Tulisan yang mengutarakan kegembiraan. Dan
itu selalu datang, datang dan datang saat ku ingat-kubayangkan seseorang,dan
itu adalah dirimu bunga.
Bunga,
malam ini aku ingin bercerita pula padamu, bercerita tentang rasa kasih.
Tahukah engakau bunga kalau rasa kasih bukanlah sebuah alat untuk mencapai
tujuan. Namun rasa kasih datang tanpa dipesan tanpa pula dibeli ibarat barang.
Rasa kasih datangnya dari hati dan pikiran sadar_sadarnya tanpa kita duga
datangnya. Rasa kasih pun berisi ungkapan kejujuran, rasa saling menghargai dan
mempercayai. Dan bukan untuk dipaksakan atau memaksakan pada siapa pun
orangnya, termasuk engkau. Rasa kasih tak akan pernah hilang, karena rasa kasih
muncul dari hati dan pikiran sadar. Rasa kasih bukan seperti ungkapan “CINTA” seperti
yang sering dikatakan remaja jaman sekarang. Yaitu ungkapan cinta yang
disandarkan terhadap sesuatu bentuk fisik atau sifat dalam diri kita. Dan jika
fisik dan sifat itu hilang pada suatu ketika maka hilanglah rasa cintanya.
Begitulah pengertianku tentang wahai bunga. Rasa kasih itulah yang sekarang
menyelimuti setiap kulit, daging, darah, saraf-saraf tubuhku. Dan itu karena
dirimu.
Selain
itu bunga, dapatkah aku bercerita tetang hal yang lain. Dimana sebentar lagi kita
akan menyambut datangnya masa UAS atau Ujian Akhir Sekolah. Hari dimana pengujian
kepandaian dan kecerdasan seorang mahasiswa dalam mengais ilmu pada rumah
pendidikan akan diuji kapasitasnya. Namun, dapatkah aku meminta satu hal darimu
sebelum datangnya UAS itu, Bunga? Bunga, maukah engkau dalam UAS kali ini, UAS
yang berada pada ujung sejarah akhir perkuliah kita ini untuk dapat memenuhi
keinginanku. “Balajarlah yang
sungguh-sungguh pada UAS kali ini ! demi aku, demi dirimu sendiri, demi
keluargamu, demi tetangga dan teman-temanmu.” Karena dengan engakau
bersungguh-sungguh, nantinya kau dapat berguna bagi orang lain. Dan semoga
dengan engkau sungguh-sungguh, nantinya cita-citamu lekas dimudahkan oleh Tuhan.
Aminnnn…
Bunga,
Senyummu begitu manis bagiku, walau sekarung gula pun tak mampulah menyamainya.
Bicaramu begitu pelan, bicara yang diliputi kesopanan dan kemalu-maluan lagi
kerendahan hati. Bukan keabisiusan. Karena ku kira kau pun tahu betul ambisius
itu dapat menyiksamu jika engkau lakukan. Bunga, lakumu lugu bagai Kartini muda
belia. Tak lupa beningnya hatimu seolah memancar dari sekujur kulit yang
melindungi daging-daging pada tubuhmu yang serasa bersinar tanpa meminta pamrih
lagi imbalan.
Bunga
ku harap engkau dapat serius benar dalam Uas kali ini. Sebisa mungkin janganlah
engkau menyontek seperti teman-teman kita. Sebab menyontek adalah sebuah
tidakan yang melanggar budi dan etika prilaku seseorang. Prilaku yang dapat
membunuh kecerdasan pula. Prilaku yang dapat menciptakan perasaan diri agar
untuk lebih menggantungkan masa depannya pada tindakan yang tak sewajarnya. Prilaku
yang berorientasi pada nilai angka ijazah bukan pada proses mendapat nilai
angka pada ijazah. Prilkau yang dapat menciptakan keresahan pada batinmu
sendiri, batin temanmu dan batin keluargamu jika mereka mengetahui engkau
menyontek. Dan aku harap engkau benar-benar tak melakukan itu.
Bunga,
seorang manusia pandai dan bodoh sudah sejak dulu ada. Sejak dulu pula mereka
saling dihormati keberadaannya. Tapi yang pasti dihormati bukan karena mereka
pandai atau bodoh. Tapi seberapa berbudi dan bermoralkah ia akan dihormati dan
dihargai nantinya. Ku harap sifat itu melekat padamu bunga. Dan setidaknya
berawal dari Uas besok.
Bunga,
aku hanyalah seorang teman dari negeri seberang yang mampu member pesan pada
seorang teman. Bukan berarti harus aku paksakan pesan ini. Dan kau pun boleh
menolak atau marah padaku jika engkau tak sepakat dengan pesanku ini. Karena
aku bukanlah siapa-siapamu. Aku pun sadar itu, kecuali diriku adalah seorang
teman bagimu.
Bunga,
ku kira cukup pesan ini untukmu. Semoga bermanfaat. Dan jika engkau tak paham
akan maksud kata-kataku ini besok pada sebuah pertemuan kelas engkau boleh
menyakan itu padaku. Dan sekali lagi maaf telah mengganggu, mencampuri
pemikiranmu malam ini. Maaf…
Dari seorang sahabat kelas
Bangkalan, 05 Juni 2014
0 komentar:
Posting Komentar
silahakan tambahakan komentar anda