Kamis, 05 Juni 2014

PESAN UAS RASA KASIH

            Malam ini malam yang panjang. Tapi aku bersyukur. Karena penaku menari-nari di atas kertas tanpa pula harus ku kendalikan dan ku rencanakan seperti biasanya. Tulisan yang menari tanpa dipaksa. Tulisan yang mengutarakan kegembiraan. Dan itu selalu datang, datang dan datang saat ku ingat-kubayangkan seseorang,dan itu adalah dirimu bunga.
            Bunga, malam ini aku ingin bercerita pula padamu, bercerita tentang rasa kasih. Tahukah engakau bunga kalau rasa kasih bukanlah sebuah alat untuk mencapai tujuan. Namun rasa kasih datang tanpa dipesan tanpa pula dibeli ibarat barang. Rasa kasih datangnya dari hati dan pikiran sadar_sadarnya tanpa kita duga datangnya. Rasa kasih pun berisi ungkapan kejujuran, rasa saling menghargai dan mempercayai. Dan bukan untuk dipaksakan atau memaksakan pada siapa pun orangnya, termasuk engkau. Rasa kasih tak akan pernah hilang, karena rasa kasih muncul dari hati dan pikiran sadar. Rasa kasih bukan seperti ungkapan “CINTA” seperti yang sering dikatakan remaja jaman sekarang. Yaitu ungkapan cinta yang disandarkan terhadap sesuatu bentuk fisik atau sifat dalam diri kita. Dan jika fisik dan sifat itu hilang pada suatu ketika maka hilanglah rasa cintanya. Begitulah pengertianku tentang wahai bunga. Rasa kasih itulah yang sekarang menyelimuti setiap kulit, daging, darah, saraf-saraf tubuhku. Dan itu karena dirimu.


            Selain itu bunga, dapatkah aku bercerita tetang hal yang lain. Dimana sebentar lagi kita akan menyambut datangnya masa UAS atau Ujian Akhir Sekolah. Hari dimana pengujian kepandaian dan kecerdasan seorang mahasiswa dalam mengais ilmu pada rumah pendidikan akan diuji kapasitasnya. Namun, dapatkah aku meminta satu hal darimu sebelum datangnya UAS itu, Bunga? Bunga, maukah engkau dalam UAS kali ini, UAS yang berada pada ujung sejarah akhir perkuliah kita ini untuk dapat memenuhi keinginanku. “Balajarlah yang sungguh-sungguh pada UAS kali ini ! demi aku, demi dirimu sendiri, demi keluargamu, demi tetangga dan teman-temanmu.” Karena dengan engakau bersungguh-sungguh, nantinya kau dapat berguna bagi orang lain. Dan semoga dengan engkau sungguh-sungguh, nantinya cita-citamu lekas dimudahkan oleh Tuhan. Aminnnn…
            Bunga, Senyummu begitu manis bagiku, walau sekarung gula pun tak mampulah menyamainya. Bicaramu begitu pelan, bicara yang diliputi kesopanan dan kemalu-maluan lagi kerendahan hati. Bukan keabisiusan. Karena ku kira kau pun tahu betul ambisius itu dapat menyiksamu jika engkau lakukan. Bunga, lakumu lugu bagai Kartini muda belia. Tak lupa beningnya hatimu seolah memancar dari sekujur kulit yang melindungi daging-daging pada tubuhmu yang serasa bersinar tanpa meminta pamrih lagi imbalan.
            Bunga ku harap engkau dapat serius benar dalam Uas kali ini. Sebisa mungkin janganlah engkau menyontek seperti teman-teman kita. Sebab menyontek adalah sebuah tidakan yang melanggar budi dan etika prilaku seseorang. Prilaku yang dapat membunuh kecerdasan pula. Prilaku yang dapat menciptakan perasaan diri agar untuk lebih menggantungkan masa depannya pada tindakan yang tak sewajarnya. Prilaku yang berorientasi pada nilai angka ijazah bukan pada proses mendapat nilai angka pada ijazah. Prilkau yang dapat menciptakan keresahan pada batinmu sendiri, batin temanmu dan batin keluargamu jika mereka mengetahui engkau menyontek. Dan aku harap engkau benar-benar tak melakukan itu.
            Bunga, seorang manusia pandai dan bodoh sudah sejak dulu ada. Sejak dulu pula mereka saling dihormati keberadaannya. Tapi yang pasti dihormati bukan karena mereka pandai atau bodoh. Tapi seberapa berbudi dan bermoralkah ia akan dihormati dan dihargai nantinya. Ku harap sifat itu melekat padamu bunga. Dan setidaknya berawal dari Uas besok.
            Bunga, aku hanyalah seorang teman dari negeri seberang yang mampu member pesan pada seorang teman. Bukan berarti harus aku paksakan pesan ini. Dan kau pun boleh menolak atau marah padaku jika engkau tak sepakat dengan pesanku ini. Karena aku bukanlah siapa-siapamu. Aku pun sadar itu, kecuali diriku adalah seorang teman bagimu.
            Bunga, ku kira cukup pesan ini untukmu. Semoga bermanfaat. Dan jika engkau tak paham akan maksud kata-kataku ini besok pada sebuah pertemuan kelas engkau boleh menyakan itu padaku. Dan sekali lagi maaf telah mengganggu, mencampuri pemikiranmu malam ini. Maaf…

Dari seorang sahabat kelas


Bangkalan, 05 Juni 2014
 

0 komentar:

Posting Komentar

silahakan tambahakan komentar anda