Senin, 14 Juli 2014

MENCARI KEMAKMURAN DI INDONESIA

       Kemakmuran suatu bangsa dapatlah diukur dengan mengetahui seberapa besar tingkat masyarakatnya dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan dengan caranya sendiri. Dan apakah Indonesia sudah tergolong negara makmur?
       Negara Indonesia memang menganut sistem demokrasi. Tetapi tak lebih indah praktiknya jika berbicara demokrasi. Demokrasi dengan payung hukum formal selama ini dapat dibilang kurang serius dalam mengantarkan rakyatnaya ke pintu kemakmuran. Berbagai aspek produktivitas dalam negeri yang hanya diproduksi segelintir orang saja. Yang mana yang Segelintir orang merupakan penguasa yang disuplay dan dilindungi regulasi UU.

       Kemampuan mereka dalam menciptakan pasar ekonomi pun sangat hebat. Minimalistis pesaing dan menciptakan angka ketergantungan menjadi jalan utama rasanya. Sebagai gambaran, berdirinya pabrik-pabrik raksasa yang mampu mengolah dan menciptakan minyak goreng, mie instan, bbm, kecap, gula, kertas, barang konstruksi, dsb. Hanyalah orang-orang tertentu saja. Tak semua orang dapat mengikutinya. Hal demikian inilah yang seharusnya menjadi perhatian kita bersama terlebih ya orang yang diatas sana. Bagaimana mereka mampu mnciptakan pasar-pasar ekonomi untuk orang kecil secara komunal. Dan bukan malah melakukan pengasingan, penkucilan terhadap kaum PKL (pedagang kaki lima). Apalagi melakukan privatiasai terhadap setiap masyarakat yang sampai saat ini ingin mencoba berdigari dibidang ekonomi secara mandiri.
       Dilain sisi, sekarang ini, telah timbul pemikiran baru pada beberapa pemuda pribumi Indonesa. Dimana setiap remaja selalu dan berusaha berusaha menjadi wirausahawan muda. Ini adalah perkembangan bagus. Namun jika tak dibimbing atau diarahkan. Tak menutup kemungkinan mereka akan berfikir menjadi para penguasa pasar ekonomi seperti yang awal saya sebutkan. Sebab jelaslah mereka bangun dalam posisi Indonesia yang masing dalam suasana pincang pasar ekonominya. Jadi jangan sampai mereka mencoba balas dendam pada sistem dan membuat sistem-sistem baru. Sistem yang semakin menerpurukan keadaan perekonomian dan kemakmuran setiap jiwa.
       Lebih jauh lagi, ketergantungan pemerintah dalam negeri dan masyarakatnya Indonesia dapat dikatakan tinggi. Seperti sebgai berikut.
a.      Proses pembuatan uang sampai tahun 2013, Indonesia masih mengandalkan Importir bahan baku dari luar negeri.
b.      Pemenuhan modal atau angka uang produkti untuk pemenuhan pertumbuhan ekonomi, pembangunan, sosial, politik, keamanan dll. Masih lumayan bergantung pada IMF, Word Bank dan beberapa sistem kebijakan hubungan Internasional antar negara.
c.       Importisasi dalam segi pangan juga masih sering kita jumpai di Indonesia
d.      Penciptaan konsumen yang bersifat konsumerisme dapat terlihat pula di Indonesia
e.       Dominasi-dominasi yang tak sudah menjadi rahasia hukum pun ada. Sebuah garis hitam ditumpuh oleh para pengusaha melalui pesanan hukum. Dan ini sering kali dilakukan oleh para pemilik perusahaan raksasa demi melanggungkan eksploitasi dan eksplorasi mereka.
f.        Dalam ranah keamanan dan pendidikan, pemerintah dan masyarakat seringkali lebih percaya dan bangga mendatangkan apa saja dari luar negeri ketimbang dari dalam negeri.
g.      Dalam bidang hukum dan politik, kiblat Indonesia adalah negara Adi kuasa. Negara yang sepersekian persen sempurna manajemen Sumber Daya Manusia dan Alamnya.
Uraian yang saya gambarkan diatas memang tak kaya akan contoh. Sebab penulis memang sengaja mengajak pembaca untuk menganasir bukti-buktinya secara mandiri. Dan apakah negara Indonesia sudah dapat dikatakan negara makmur? Mungkin lebih jelasnya dapatlah anda jawab sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar

silahakan tambahakan komentar anda