Jenggotnya rumbuk,
tumpukan siletlah saksi penggunndulan tiap bulunya. Songkok putihnya dianggap
merakyat memasuki setiap kelas. Langkahnya cepat pertanda prakatanya-prakatanya
yang mudah berlarian ke mana-mana menjajah otak siapa saja. Sok luas
pemahamannya, sok kritis pemikirannya, pura-pura beridealisme tinggi
sampai-samapi cueknya mengorbakan dan tak menghargai sesamenya. Tinggi
siulanya; ratusan mahasiswa terpaksa mendengarnya.
Seharusnya ia tak
berhak demikian, tapi kebuataanya terhadap tahta dan jabatan telah membutakan
hatinya. Apa yang benar menurutnya dianggap sudah benar dan diakui public
sebagai kebenaran anggapnya. Siapa saja bakal mati olehnya. Tidak perduli
mahasiswa itu aktif ngomong dikelas dengan berbagai landasan dasar terkuat,
sering nggarap tugas, taat aturan kontrak kuliah, pandai berdealiktika.
Kalau tidak ditusuk
dengan nilai B, C ya D atau E karena inilah kres pamungkasnya. Akhirnya si
mahasiswa terkapar, sekarat kebebasannya diambang danau negeri atas angin.
Logat gesturnya
terlihat lembut namun tak mau mengalah dalam diskusi. Bukan itu saja,
dikritisipun malah merasa benar. Padahal system pendidkan yang ia terapkan
ditolak tapi ia mungkin pura-pura tidak mengerti atas gunjingan. Kepuasan
dirinya adalah mengintimidasi mahasiswa melalui nilai, dan ngrasani dari kelas
ke kelas lainya, dari ruang ke ruang lainya, dari otak satu ke otak lainya.
Aku paham betul
kalau orang ini adalah keturunan kiyai. Dimana keturunan priyayi itu aku anggap
bagus posisi wibawanya. Karenan biasanya “RA” (sebutan anak kiyai di Madura).
Tapi sayang, orang ini malah tak paham tentang pentingnya menghargai niat orang
lain, argument orang lain, tindakan orang lain, proses perkembangan orang lain.
Iidealismenya berada dalam lingkaran idealisme onani. dia sok membuat aturan
ini itu tapi dia sendiri tak amampu membuat perubahan untuk dirinya,
keluarganya, jurusanya, fakultasnya, rektoriumnya, sistem kampusnya,
kabupatenya. Kerjaanya menentukan hukum keadilan semaunya sendiri. Apakah orang
ini tidak pernah muda ya…? mungkin saja tidak ! lalu kalau tidak pernah muda
dia terlahir dari mana; batu, air, api, udara, atau apa?.
BANGKALAN, 6 APRIL 2013
0 komentar:
Posting Komentar
silahakan tambahakan komentar anda