Penulis,
“Jika anda memang punya nyali tinggi maka sesekali anda perlu juga menge-test
dan mengukur seberapa besarkah nyali yang anda miliki selama ini.”
Trik Wartawan
Tahun
bergantian selisir berbarengan dengan detik-detik yang tak pernah habis
masanya. Dimana setiap kehidupan memiliki masa berlakunya masing-masing. Tak
peduli manusia, hewan, tumbuhan, jin, senyawa, benda-benda mati dll.
Pernahkah
anda mengamati suatu penguasa yang dipenuhi dengan nepotisme, kolusi, korupsi,
kediktatoran, dan kebohongan. Lalu berbondong-bondong datang dan pergi
komplotan orang-orang yang berdemo dan berunjuk rasa menentang penguasa
tersebut. Tak lain alasannya agar penguasa tersebut lengser dari tahta
kekuasaannya.
Lalu
pernahkah anda berfikir, berapa besar nyali, berapa massa, berapa waktu yang
akan dibutuhkan untuk menumbangkan penguasa yang demikian itu. Susah payah
pastinya anda memikirkan persiapan tersebut. Yang penting jangan samapai
emosimu meledak-ledak pada suatu peristiwa. Dimana hak anda dikebiri oleh
seorang penguasa lalu anda serentak melawannya melalui demo, unjuk rasa,
audiensi dll. Hahaha. “Itu tehnik lama
dik,” kata seorang penulis dari benaknya.
Dimana
sekarang adalah jaman modern. Diseluruh penjuru jagat raya bumi ini hampir dari
separo lebih masyarakatnya begitu mudah untuk sekedar saling sapa-saling kenal
melalui media massa dan media online. Sebesar itu pulalah kekuatan ada untuk
meruntuhkan rezim penguasa yang mengambil hak anda. Nantinya, dengan mudahnya
anda dapat memperoleh dukungan dari berbagai lini masyarakat. Baik dari
golongan elite, masyrakat menengah kebawah, atau masarakat yang berada digaris
tengah (society of controlling.
Tapi
perlu anda kaji benar maksud dan tujuan anda serta solusi apa yang akan anda
tawarkan kepada pihak-pihak yang pro pada anda, jika ketika nantinya sang
penguasa yang anda aggap tidak benar itu memang benar-benar dapat turun dari
kursi kekuasaannya.
Jika
anda pernah mengamati tehnik pencarian data seorang wartawan mungkin nanti anda
akan mengerti apa klimaks dari tulisan ini.
Begitu
banyak cara seorang wartawan selama ini menggali dan menemukan data-data
otententik dari berita-berita dan masalah yang telah digelutinya. Diantaranya
melalui wawan cara tertutup dan terbuka pastinya. Seper sekian tehnik wawancara
juga dapat anda temukan di dunia pencarian data berita seorang wartawan.
Konsep Penyadaran
Sahabat
Selama
ini dimana-mana paska reformasi berkecamuk, anda dapat dengan muah menemukan
kasus demo, unjuk rasa, audiensi, dan beberapa proses atau cara lain untuk
melakukan penuntutan hak.
Sebagai
contoh riil maka dapat kami gambarkan seperti di suatu kampus-kampus pastinya
ada dosen yang otoriter alias semena-mana memberikan nilai hasil kuliah atau
ujian seorang mahasiswanya tanpa kenal kompromi dilontarkanlah nilai “E”, ada
pegawai keuangan yang terlibat kasus pelayanan dan korupsi dana kemahasiswaan
namun tak seorang mahasiswa yang mengetahui berani mengungkapkan informasi
tersebut, ada pula seorang rektor yang mengancam bawahannya gara-gara menuntut
hak penggunaan dana kemahasiswaan seperti apa yang sudah di atur oleh edaran
kemendikbut. Ini kalau di ranah kampus. Tentu kalau diranah pemerintahan,
perusahaan, atau apalah pasti ada masalah-masalah yang miriplah setidaknya atau
tak mirip sama sekali. Hehehe.
Menjadi
masalah besar bagi siapa saja yang saat itu berfikir berdiri sendirian di sana.
Walau semestinya banyak lo masanya. Tak percaya ! sini saya gambarkan. Kalau
mahasiswa mempunya teman antar mahasiswa setidaknya sebanding dengan jumlah
mahasiswa di kampus tersebut. Kalau pejabat kampus tentu memiliki sahabat di
area kerjanya tersebut, belum lagi sahabatnya adalah mahasiswa juga lo, karena
ia masih dalam lingkup universitas. Kalau pun tak cukup maka polisi, kejaksaan,
dikti, masyarakat pun bisa jadi sahabat[1]
anda.
Jika
anda merasa bingung dan lesu bagai mana caranya memiliki sahabat dalam menuntut
hak dan bagaimana menyajikan data-data. Maka sebenarnya ada dapat memakai cara
dibawah ini :
Pertama, buatlah janji formal atau non formal untuk
bertemu dengan penguasa tersebut.
Kedua, buatlah
reng-rengan pertanyaan yang mengarah pada tujuan[2]
anda.
Ketiga, persiapakan minimal alat perekam suara yang
sekiranya lawan bicara anda tidak mengetahui kalau anda sedang membawa dan
menggunakan alat perkem nantinya.
Keempat, temuai orang tersebut pada janji yang telah anda
sepakati. Tak lupa dalam pembicaraan tersebut anda telah merekam situasi dan
kondisi anda saat itu.
Kelima, hasil yang anda dapat dari rekaman tersebut
sesegera mungkin harus anda olah ke sebuah tulisan jika bentuknya rekorder
suara. Lalu, setelah itu sebarkan melalui SMS, FACEBOOK, BLOG, TWITER, KORAN, BULLETIN
dll. Jika hasil rekamannya berupa video anda haris membuat tulisan juga lho.
Sembari itu, anda wajib mengirimkan rekaman video anda ke sahabat-sahabat anda
melalui hp dan beberpa situs online.
keenam, kelau memang perlu data yang anda peroleh langsung
saja bawa atau laporkan saja ke pihak terkait yang berwenang mengurusi penguasa
tersebut.
Ketujuh, anda jangan terlalu bertindak gebah dan salinlah
hasil rekaman anda ke tempat yang sangat aman.
Bagaimana,
tertarik mencoba? Silahakan dipakai pada ranah yang semestinya saja lho. Aku
harapkan trik ini berguna untuk bapak/ibu/saudara/saudari sekalian. Dan ketika
anda telah mempraktikan konsep ini maka setidaknya mohon diberitahukan kepada
kami seberapa besar keberhasilan dan permasalahan anda dilapangan ke blog ini, http://imamjunaidiblog.blogspot.com/.
Thanks…bye-bye
!!!
[1] Sahabat dalam hal ini adalah
sahabat yang dapat diajak untuk berkerja sama dalam menuntut hak-hak terkait
yang selama ini diselewengkan. Atau menurut para aktivis bahasa sahabat ini
disebut kawan taktis
[2] Ingat ya ! sebisa mungkin
tujuannya bukan karena kepentingan pribadi. Tapi kepentingan publik ya
0 komentar:
Posting Komentar
silahakan tambahakan komentar anda