
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara
Cetakan : 9, April 2012 (Cetakan 1, Oktober 2005)
Tebal : 145 hal
ISBN : 979-97312-8-3
Buku
karangan Pramoedya Ananta Toer dengan judul “Jalan Raya Pos, Jalan Deandels” ini berusaha mengisahkan kekuatan
Mr. Herman Willem Deandels atau kerapa dikenal Jenderal Deandels sang putra
Guntur. Hanya sekitar kurang lebih satu tahun saja anatara 1808-1809 Ia sukses memperlebar dan memperbaiki Jalan
raya sejauh 1.000 Km dari Ayer samapai Panarukan.
Dalam
buku tersebut Pram juga berusaha menggambarkan kutiban masyarakat Jawa yang
diarak secara paksa melalui beberapa penaklukan para penguasa Jawa. Lalu, masyarkat
dan para raja yang tak berdaya dengan kekuatan putra Guntur begitu tak kenal
kompromi mengakibatkan darah-darah bercacaran dari ujug Timur sampai Barat
pulau Jawa.
Kisah
ribuan masyarakat yang mati kelaparan, kelelahan, diserang wabah malaria dan
beberapa diantaranya digantung di pohon-pohon di setiap jalanan dapat anda
temui di buku ini. Selain itu, Pram juga berusaha mengisahkan beberapa pengalaman
pribadinya dalam menyusuri sejarah kota-kota yang berada dalam lingkup Jalan Raya Pos atau Jalan Deandels.
Buku
ini sangat cocok dibaca untuk siapa pun yang berkeinginan melacak sejarah peristiwa
pra kemerdekaan dan paska kemerdekaan (sekitar abad XI
sampai kira-kira abad XIX ) pada kota-kota sekitar jalan Ayer samapai
Panarukan. Tak lupa nantinya, anda akan menemukan kisah masyarakat pribumi yang
selama bertahun-tahun melakukan berbagai perlawanan pada masa pemerintahan
kolonialisme, namun naas hidup mereka tetap saja terkurung pada hukum culturstelsel kaum kolonial baik. Itulah
kisah pilu yang dirasakan masyarkat di kota Blora, Banten, Tanggerang, Batavia,
Depok, Perinagan, Sumedang, Cirebon, Tegal, Semarang, Tuban, Surabaya,
Probolinggo dll.
Tak
lupa buku ini cocok untuk dibaca kembali sebagai tambahan refensi ketika anda
menjadi seorang pengajar dan sejarahwan. Dan bagi yang tak suka membaca
buku-buku mengenai kisah sejarah kami harapkan jangan membaca buku ini. Karena
jika anda memaksa membacanya anda akan pusing dan jenuh menatapi lembara
tulisan sebanyak 147 halaman yang hanya memiliki satu gambar saja.
Semoga
nantinya, buku ini dapat sedikit direvisi dan ditambahi beberapa gambar-gambar
otentik terkait sejarah yang disampaikan dalam buku.
Jadi,
buku ini berusaha mengisahkan kebengisan, pembunuhan missal yang diakibatkan
oleh penguasa kolonial dari luar negeri terutama putra Guntur dan beberapa
pengalaman pribadi Pram.
0 komentar:
Posting Komentar
silahakan tambahakan komentar anda