28 September
2013
Demi kabut yang
senantiasa mewarnai langit-lagi senja dan pagi hari. Terpesona juataan awan
beriringan datangnya pahlawan berbaju tujuh warna. Pendakian sebuah gedung
kehidupan telah mulai dijalani sejak 1991 Desember lalu. Dimakah sebenarnya
segrombolan teman yang sembari menyapa jalan ku? Jika mereka menyembuyikan
bajunya apakah ada seseorang saja yang tak menaruh baju mereka di dalam almari
baja sejenis bagasi besi berlapis 7 baja murni dan didalamnya terdapat jutaan ular-ular
derik yang setiap jam, setiap menit, setiap detik atau setiap hembusan nafas
dapat membunuh siapa saja yang berusaha mendekati isi almari tersebut.
Terkadang
banyak boneka-boneka bernyawa tertawa ria saat berlangsungnya sinema pesta foria
atas kedatangan bonekanya yang lain, terkadang ada juga yang lari saat boneka
yang lain sedang diterjang sejenis angin topan samudra pasifik, ada juga yang
berdiri menantang 7 badai pasifik demi boneka yang lain, namun sayang nasip
boneka tersebut tidak terlalu bijak menepah alam neraka ini, sebab boneka yang
lain tersebut merasa sedang diwawancarai dan digali informasi-informasi penting
yang terbiasa tercatat didalam jiwanya.
Di
alam neraka ini, boneka seperti apa yang dapat dipercayai untuk diajak berfikir
bersama. Ibarat sepasang nyawa dan akal yang selalu bernyanyi, marah, bercanda,
menggapai cita-cita, sedih, gundah, menggambar, menulis, membaca, dan tidur
bersama. Bagiku telah begitu lamanya aku menyimpan nasip boneka yang satunya
sampai aku tidak ingat jelas kapan dan dimana boneka semacam diatas itu
terkubur keberadaanya jauh didalam bilik-bilik kecil yang terbagi kecil-kecil
lagi serta terpecah lagi dengan amat sangat kecil hingga tak dapat aku jelaskan
keberadaanya. Karena bagian bilik-bilik tersebut telah berada di dalam ring
pertarungan atara yang terang dan yang gelap, atara yang damai dan yang
bermusuhan, atara yang pecundang dan yang peberani.
Apakah
perasaan ini, yang selama ini tumbuh subur berbarengan berenang dengan usiaku
yang kian senja. Aku kesepian tanpa seorang boneka pun disini, begitu lamanya
hingga tak mampu aku temukan arti kesimpulanya. Siapa dalang dibalik filem ini
dan apa pula tujuannya filem ini dibuat. Tentu aku tidak yakin sebelum
hari-hari esok bersinar lagi memberikan cahaya yang begitu terang hingga seisi
bola mataku tak mampu aku pergunakan lagi.
Mungkin
sejenak aku sandarkan kepalaku yang keras ini hingga aku mampu melihat
boneka-boneka yang lain yang telah siaga menyapaku kapan saja bila aku mau. Aku
sadar impian ku yang begitu besar memang sudah dua tahun ini tercapai. Tapi
begitu piciknya aku, hingga aku lupa dengan butiran perkataan hati mereka yang
pernah singgah di hatiku beberapa tahun lalu. Ketika aku masih belum begitu
mengerti akan arti sebuah cita-cita dan makna kehidupan.
Pencarian
makna hidup dan pembentukan jatidiriku memang seolah aku yang lebih tahu dan
aku pala yang akan menentukan kapan aku harus berfikir. Dengan sok dewasa untuk bertindak dan menyakiti
perasaan boneka yang lain. Bukankah ini adalah hal yang munafik penuh kepicikan
bila aku ingat-ingat. Begitu pendeknya aku berfikir hingga aku melupakan
batu-batu sejarah yang telah aku cover didalam jatidiriku yang lain. Mereka
yang telah berusaha mendekatiku dengan susah payah ternyata tak pernah aku akui
sebagai boneka yang semestinya. Ohh Tuhaan
hukum aku atas senyuman-senyuman ini, hukum aku atas jejak-jejak sejarah
kesakitan seorang boneka yang telah aku perbuat, hukum atas kesombonganku ini.
Ohh Tuhan aku ini hambamu, aku ini mahlukmu yang sama dengan boneka yang lain
itu, tapi kenapa aku tak pernah merasakan indahnya bercanda, berfikir,
berdealiktika, sedih, susah bersama dengan boneka yang lain itu untuk beberapa
tahun kedepan hingga nyawa ini kau ambil kembali.
Hebat
benar sejarah itu, scenario itu, hingga aku tak sadar. Air mata ini telah lama
aku bunuh sampai ke anak keturunannya agar mereka tak keluar lagi untuk
mengintip sejarah seperti ini. Tapi apa? Tuhan telah bersusah payah
memperlihatkan draf skenarionya di salah satu imajinasi elektronika jepang. GTO
buatan jepang itu memang tak seperti acara impian setiap orang di alam neraka
ini, seperti pahlawan manusia Super Hukl, Supermen, Spidermen, Ultramen, Power
Ranger, atau Sein Saiya sekali pun. Tapi
filem itu telah mampu menyajikan pahlawan super modern didalam ranah pendidikan
dengan bungkusan-bungkusan masa lalu dan masa depan dalam dua dunia yang amat
jauh berbeda. Trilogi kisah yang gagah berani mempertarukan nyawa, pemikiran
dan kebahagian demi seorang teman, yaitu muridnya sendiri yang telah duduk
dibangku SMA dalam iringan problemetika dan kelebihan yang amat familiar dan
tak terduka situasi sejarahnya.
Kabar berita ini memang terlalu cepat
menyelimuti kalbuku, aku sadar sedar-sedarnya bahwa aku ini telah goblok selama
ini hingga aku tak pernah memperhatikan perasaan, kebahagian boneka-boneka yang
lain itu. Dimana disaat, mereka memberanikan diri dalam mentrasnfer kebahagian,
pemikirannya untukku hingga aku meraih cita-citaku hari ini. Memang sulit
merubah sebuah pemikiran yang telah lama menjadi ideologi. Memang amatlah sulit
digambarkan begitu kerasnya sifat yang mampu tertawa, tersenyum, marah dengan
penuh kejengkelan, amarah, dan keras kepala dalam kehidupan ini. “Mahu diberi tapi tak pernah tahu siapa yang
memberi dan kenapa memberi.” Nasip inilah yang ingin aku kubur setelah lama
menghalangi jatidiriku yang satunya untuk berekspresi di alam neraka ini.
Tuhan ijinkanlah
perasaan ini terus mengalir hingga menjadi sebuh sumpah yang mengakar sampai ke
ujung neraka biar sifat ini mampu memberikan gelombang kehidupan baru bagiku, bagi
boneka yang lain, dan bagi mahluk-Mu yang lain.
Aku
bersyukur benar hari ini setelah sekian tahun menutup mataku akan sebah makna
teman dalam pertemanan karena boneka yang lain itu adalah teman-teman terbaikku
yang rela mengorbankan kebahagian, senyuman dan pemikiranya untuk diberikan
padaku sampai hari ini.
Untuk
teman-temanku maafkan aku atas sifatku, semoga Tuhan selalu menjaga kalian
disetiap waktu, setiap keadaan, dan kondisi. Serta semoga Engkau selalu
meridhai tindakan mereka semua. Apabila mereka telah menyimpang dari rel kehidupan
yang telah Engkau tentukan, aku memohon dengan kerendahan hati dan harga diriku
agar Engkau tak pernah menyalahkan mereka semua. Sebab bagiku merekalah
perantara jalan cita-citaku hingga aku sepertti ini.
0 komentar:
Posting Komentar
silahakan tambahakan komentar anda