Salam hangat aku ucap padamu wahai bunga kelas…
Bunga,
tahukah engkau keadaanku pagi ini ! 2, 3, 4 atau 5 jam pagi ini terasa begitu
aneh kurasa. Waktu yang aku sebutkan amat ganjal rasanya. Serasa hitungan
haripadahal hitungan jam. Tak lupa jenuh pun menghampiriku kali ini. Betapa
sulit kurasa. Untuk sekedar fokus belajar
saja aku tak mampu. Ya, benar tak mampu.
Terbayang
engkau duduk disamping kiri kursiku. Terbayang senyumu serta wajah manismu dari
sinar matamu. Bunga yang selalu aku perhatikan setiap geraknya, langkahnya,
ucap dan sikapnya. Bunga yang pertama kali mempunyai arti dalam gelora
kepenulisanku tentang perasaan. Ya, itulah engkau.
Seperti
orang ling lung hari ini. Menengok-nengok dirimu tapi tetap tak nampak juga.
Kucoba berteriak aku tak mampu, kecuali dari hati. Kini hanya tulisan yang
mampu menemaniku. Tapi tetap tak mampu menggantikan bayangmu.
Bunga,
aku bukanlah orang yang suka mengumbar kasih rindu. Sebab rindukupun kali ini
sebenarnya karena kasih_kasihnya seorang teman. Dan kuharap kau tak sebut ini
“CINTA.” Cinta hanyalah mimpi dan janji manis belaka. Bilang cinta tapi kadang
tak setia. Bilang jujur tapi kemunafikan kadang muncul dari kata dan laku.
Bilang cinta saling menghargai, tapi yang ada kadang menyakiti hati.
Kau
sebut saja ini rindu. Rindunya seorang teman dari pulau seberang yang susah
kepalang mencari teman dambaan perasaan.
Bunga,
tak sadar pena ini mengelurkan tinta-tinta bermakna kasih rindu. Yang mana ucap
kataku tak mampu bicara. Karena aku hanyalah orang berperasaan dalam angan,
pikiran, dan tulisan. Tetapi kadang kala juga lewat tindakan pula. Hemmm…
Sesekali
ku tengok kembali keberadaanmu,namun tetap saja tak ada bayangmu. Kemanakah
engkau hari ini? Biasanya, diantara kursi belakang itu bersama tiga orang
sahabatmu engkau berada disana. Kau sandarkan punggungmu, ya disana.
Sakitkah
engkau di sana? Atau adakah masalah menyapamu hari ini. Kuharap tidak semua.
Bunga,
aku berharap tinta-tinta ini mampu menggantikan kata dari bibirku. Lantaran kau
juga boleh tahu, kalau aku sudah mulai minder jika berbicara, bercakap kepada
orang-orang yang tak begitu akrab denganku. Sebab itulah jiwa yang kini
mendekatimu.
Bangkalan, 02 Juni 2014
Salam…
0 komentar:
Posting Komentar
silahakan tambahakan komentar anda