Kamis, 03 Juli 2014

Durimu tertancap di jari jari lenganku


      Lengan bertanya pada pada kedua lenganya; “Kamu dimana wahai jariku yang jujur”? Si jari kotor menjawab, “lari dia, karena kamu terus-terusan memperalatnya, apakah kamu tak pernah berfikir bahwa engkau selama ini selalu menang dan tak mau dikalahkan oleh yang disana?” dengan sombongnya lengan, kamu ini siapa berani-beraninya sok-soakan di depan mukaku? Aku adalah pemilik kamu yang di utus oleh seseorang yang disana sebagai pendampingmu. Siapa-siapa, jangan mengada-ada….!!! Kamu ini adalah mahluk sok tahu, sok pinter yang sering bergemuruh membacakan dongeng wawasan kepadaku ketika aku sedang bahagiakan??? Ia saudaraku, dan jarimu telah benar-benar lari. Tahukah engkau atas nasip korban-korban yang kau anggap sebagai mahluk uji coba itu??? Dia sekarang menangis histeris menghadap dan mengadu kepada seseorang yang ada disana dan dialah pemilik seegala gegelisahan dan kenikmatan dari setiap zaman.


      Lalu si lengan berkata kepada jari kotor, “kamu ini siapa wahai jari?” aku adalah mahluk yang masih bertahan disini menunggumu sampai kesetiaan ini pergi bertamasya untuk selamanya dengan kereta harapan masa depan senja. Kenapa kamu begitu? Bukankah menurut mahluk itu kamu telah aku siksa, kamu selalu aku printahkan sesuai kehendakku hingga jamur kulit ini tak aman lagi ku ajak sahabat karena usianya yang kian menua.

9  september 2013 : 02

0 komentar:

Posting Komentar

silahakan tambahakan komentar anda