Dia sedih aku tak
tahu
Dia merintih aku
juga tak tahu
Dia berkiprah
demi adik-adiknya ku juga tak tahu
Parahnya dia sakit
aku pun biasa, begitulah adik yang durhaka…yang selama ini tidak pernah tahu apa-apa
Usianya ditutup aku
tak paham
Pikiranya membeku
karena aku, aku juga tak paham
Kaki tangannya
terpatri oleh sejarah, aku juga tak mencoba paham
Kakunya aku pada dia
hingga hilang, aku tak paham
Tujuh tahun
bertambah tahun sampai kapan aku bingung
Diatas goresan alam
kulitnya luka aku tak bingung
Rambutnya tak berdaya berucap aku juga tak bingung
Dia tahu, dia paham,
aku bingung
Begitulah sang kakak
berupaya jadi tulang punggung
Begitulah aku picik
dalam kesombongan
Begitulah air mata
mengalir dari danau Bendung
Begitulah sadarku
yang mengambang
(Pesma Laraiba, Bangkalan- 10 Maret 2014)
0 komentar:
Posting Komentar
silahakan tambahakan komentar anda