Spesialisasi
Agama
Indonesia
yang sebelum tahun 2008 dikatakan memiliki masyarakat kurang lebih 90% muslim
dengan agama Islamnya. Kini, perlahan angka itu mulai meluntur dari makna praksis
ajaranya sendiri.
Islam
ala Indonesia kini telah memiliki banyak aliran dan mazhab sendiri-sendiri.
LDII, Wahidiyah, Muhammadiya, Nahdatul Ulama’, Jaringan Islam Liberal, Hizbut
tahrir, Lemkari, Islam Radikal, Moderat dsb. Begitu banyaknya yang mereka anut
dalam agamnya. Dan Sudah seharusnya lagi sepantasnya berbagai perbedaan tersebut
dapat menjadikan kedamaian antar golongan mereka dan golongan lainya.
Kembali
pada topik awal. Memudarnya pemahaman pemeluknya dari agamanya seolah
mengisyaratkan pada sesuatu yang saya aggap aneh dalam sejarah masa lalu. Dalam
eranya Islam masuk ke tanah Indonesia ini dapat diperkirakan kurang lebih pada
awal abad 12 akhir abad 11. Dimana pada masa itu Islam berusaha menggerus
ajaran manusia sebelumnya. Agama yang di anut orang di pedalaman pulau Jawa,
Sumatra, sulawesi serta Kalimantan lambat laun di ubahnya. Dan pada puncaknya
pada abad 17 proses Islamisasi memudar kebali. Ketika masa
kolonialisasi-imperialisasi yang dilakukan negeri luar mampu menembus
Indonesia.
Pada
masa itu banyak orang indo memeluk agama kristiani rasanya. Itu dikarenakan
paksaan para penguasa dari negeri luar memang sengaja berusaha mengkristianikan
agama mereka pada nenek moyang kita. Masa itu berlalu dan berkembang untuk
beberapa tahun hingga para kolonialis dapat diusir dari tanah ini pada pertengahan
tahun 1945 lalu.
Pengusiran
penjajah kolonialis itu memiliki banyak macam versi dasar alasan. Namun yang
saya tekankan dalam tulisan ini adalah karena dasar islmanya. Yang mana pada
saat itu, orang-orang Islam merasa
semakin sengsara hidupnya akibat adanya kolonialisasi. Mereka mengganggap orang
asing selalu mendatangkan derita.“Apakah mereka
tak mengerti makna agama mereka,” mungkin ungkapan ini yang muncul dari
hati pelopor, pemuka Islam saat itu.
Lalu,
setelah orang-orang terdahulu berhasil mengusir para penjajah. Ternyata pada
ambang tahun 1945-1965 banyak sekali masyarakat kita kehilangan jati diri
keberagamaannya. Mereka ada yang mengamalkan agama kebudayaan yang juga dicampur
dengan ajaran agama Islam, Kristian, Hindu serta Budhanya sesuai agama yang
mereka anut masing-masing kala itu.
Selebihnya
dari golongan tersebut ada yang disebut-sebut sebagai golongan komunis. Mereka
dianggap sesat dalam keberadaan Indonesia saat itu. Karena mereka dianggap
tidak beragama. Tapi sebelum kita membenarkan hal demikian maka kiranya anda
sekalian memahami sejarah keberadaan agama di tanah nusantara ini. Karena
nantinya anda akan menemukan ratusan juta manusia, abad demi abad, dimana saat
itu manusia tak punya agama apapun kecuali agama animisme-dinamisme. Dan kedua
agama itulah yang banyak dianut manusia
pribumi pada tahun 1945-1965 serta sebelum itu. Dan kedua agama itulah yang
saya sebut sebagai agama kebudayaan.
Perlu
kita tahu pula, bahwa sejarhnya negeri ini di penuhi orang-orang dan golongan
yang dapat hidup rukun lagi damai meski mereka berbeda agama seperti yang di
jelaskan dalam berbagai kitab atau buku kuno “Sejarah tentang riwayat Indonesia”.
Lalu,
hingga pada akhirnya, setelah terjadinya penumpasan orang-orang yand dianggap
komunis secara besar-besaran barulah setiap orang berbondong mengucapkan
kalimat syahadad Islam. Menurut
kakekku kurang lebih pada saat menjelang tahun 70-an saat itu.
Era Sekarang !
Disadari
atau tidak, diterima atau ditolak, sejarahnya di negeri ini memang dipenuhi over prasangka terhadap agama tiap
golongan masing-masing. Sehingga terjadilah peperangan antar golongan. Baik
secara tak angsung atau pun langsung seperti di daerah Priuk, Ambon,
Kalimantan, Aceh beberapa tahun lalu.
Bahkan,
dapalah anda rasakan kalau berbagai chanel TV dan Radio selama ini dipenuhi
siaran yang lebelnya mengarah pada Islam juga. Seperti iklan, perfileman, dan
berbagai acara lainnya. Bahkan ada saja masyarakat yang marah jika ketika
waktunya sore tiba. Tidak ada kumandang siaran adzan dari TV atau radio ketika
magrib menyapa.
Ku
kira tidak hanya pembahasan spesialisasi agama pada media massa saja. Munculnya
para pemimpin negeri dari golongan Islam, pembangunan gedung sosial keagamaan Islam
yang semakin banyak jumlahnya dapat mewakili asumsi yang ada. Namun jika anda
kurang menerima, maka anda dapat menemukan contohnya melalui pengamatan dan
perenungan anda sendiri melalui kejadian yang ada disekitar anda.
Lucunya,
di Indonesia ini, secara tidak sadar ada suatu golongan orang Islam yang serasa
mencoba mengasingkan keberadaan agama orang lain selain agamanya. bahkan
digelarlah diskusi antar agama. Yang mana didalamnya ada tokoh kristiani dan Islam.
Akan menjadi unik jika sebentar lagi ada pula debat antara Islam dengan Budha,
Hinddu, Konghuchu, dsb. Serta berbagai kegiatan anarkis yang dilakukan suatu
klompok Islam tertentu terhadap klompok agama lainya dapat dengan mudah anda
telisik dari youtube.
Teori
Kausalitas Dan Karma Pada Agama
Terlepas
dari latar belakang apapun, baik internal atau pun eksternal. Kiranya, kita
semua harus paham atas permasalahan ini. Jika dikaitkan dengan teori kausalitas
ataupun karma, nantinya sudah barang
tentu Islam sendiri yang akan tersingkirkan keberadaanya. Jika orang-orang
penganut ajarannya tidak mencoba bersifat mencoba menghargai perbedaan atar
agama dalam Indonesia ini. lambat laun Islam akan sirna pengikutnya ajarannya.
Sebagai contoh kecil, sudah beberapa tahun terakhir ini beredar sebutan “ISLAM KTP” dari mahakah munculnya sebutan
ini, seprti apa maksudknya, praktiknya Islam KTP itu bagaimana. Mungkin dapat
anda jawab sendiri. Yang jelas, kejadian semacam ini dapat diartikan sebagai
wujud melemahnya kekuatan spiritual mereka pada agama yang mereka anut saat ini.
Tentu belum samapi pada mencoba lupa pada esensi agamanya, melainkan baru praktik-praktik
ajaran yang diterapkan oleh penganut agama Muhammad (Islam).
Kedepannya
orang Islam harus mampu bersifat dewasa hidup di Indonesia ini. Dan jika
keberadaannya semakin tersingkirkan nantinya merekapun harus bersifat legowo dan tidak mencoba mencari kambing
hitam permasalahan antar agama di luar negeri yang mana belum jelas pula sabab-musababnya. Lalu meski terdapat berbagai
perbedaan nantinya baik dari internal islam atau pun eksternalnya jurstu dan
menjadi suatu keharusan bagi setiap manusia agar tidak ada satu pun pemikiran
yang mencoba menghalalkan darah mengalir dengan aggapan “HALAL” karena masalah
perbedaan agama dan ajaran sesama agama.
Pemahaman
tentang keberadaan agama di Indonesia harus menjadi wacana dasar bagi siapa
saja. Pendewasaan dalam agama yang nantinya dapat memajukan negeri ini. negeri
yang multi kulturalisme sejak sebelum masehi hingga paska masehi. Negeri yang
berpedoman pancasila, Bhinika Tunggal
Ika, Dan sesuatu pemikiran yang tak normal jika mereka mencoba mengagungkan
agama mereka sendiri.
Terpisah,
muncul-hancur-leburnya agama tidak hanya bakal di alami agama islam namun
begitu juga agama-agama lainnya. Ketika para pemeluknya mencoba
menspesialisasikan agamanya sendiri diatas agama orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar
silahakan tambahakan komentar anda