Minggu, 13 Juli 2014

KARMA AGAMA

Spesialisasi Agama
       Indonesia yang sebelum tahun 2008 dikatakan memiliki masyarakat kurang lebih 90% muslim dengan agama Islamnya. Kini, perlahan angka itu mulai meluntur dari makna praksis ajaranya sendiri.
       Islam ala Indonesia kini telah memiliki banyak aliran dan mazhab sendiri-sendiri. LDII, Wahidiyah, Muhammadiya, Nahdatul Ulama’, Jaringan Islam Liberal, Hizbut tahrir, Lemkari, Islam Radikal, Moderat dsb. Begitu banyaknya yang mereka anut dalam agamnya. Dan Sudah seharusnya lagi sepantasnya berbagai perbedaan tersebut dapat menjadikan kedamaian antar golongan mereka dan golongan lainya.

       Kembali pada topik awal. Memudarnya pemahaman pemeluknya dari agamanya seolah mengisyaratkan pada sesuatu yang saya aggap aneh dalam sejarah masa lalu. Dalam eranya Islam masuk ke tanah Indonesia ini dapat diperkirakan kurang lebih pada awal abad 12 akhir abad 11. Dimana pada masa itu Islam berusaha menggerus ajaran manusia sebelumnya. Agama yang di anut orang di pedalaman pulau Jawa, Sumatra, sulawesi serta Kalimantan lambat laun di ubahnya. Dan pada puncaknya pada abad 17 proses Islamisasi memudar kebali. Ketika masa kolonialisasi-imperialisasi yang dilakukan negeri luar mampu menembus Indonesia.
       Pada masa itu banyak orang indo memeluk agama kristiani rasanya. Itu dikarenakan paksaan para penguasa dari negeri luar memang sengaja berusaha mengkristianikan agama mereka pada nenek moyang kita. Masa itu berlalu dan berkembang untuk beberapa tahun hingga para kolonialis dapat diusir dari tanah ini pada pertengahan tahun 1945 lalu.
       Pengusiran penjajah kolonialis itu memiliki banyak macam versi dasar alasan. Namun yang saya tekankan dalam tulisan ini adalah karena dasar islmanya. Yang mana pada saat itu, orang-orang  Islam merasa semakin sengsara hidupnya akibat adanya kolonialisasi. Mereka mengganggap orang asing selalu mendatangkan derita.“Apakah mereka tak mengerti makna agama mereka,” mungkin ungkapan ini yang muncul dari hati pelopor, pemuka Islam saat itu.
       Lalu, setelah orang-orang terdahulu berhasil mengusir para penjajah. Ternyata pada ambang tahun 1945-1965 banyak sekali masyarakat kita kehilangan jati diri keberagamaannya. Mereka ada yang mengamalkan agama kebudayaan yang juga dicampur dengan ajaran agama Islam, Kristian, Hindu serta Budhanya sesuai agama yang mereka anut masing-masing kala itu.
       Selebihnya dari golongan tersebut ada yang disebut-sebut sebagai golongan komunis. Mereka dianggap sesat dalam keberadaan Indonesia saat itu. Karena mereka dianggap tidak beragama. Tapi sebelum kita membenarkan hal demikian maka kiranya anda sekalian memahami sejarah keberadaan agama di tanah nusantara ini. Karena nantinya anda akan menemukan ratusan juta manusia, abad demi abad, dimana saat itu manusia tak punya agama apapun kecuali agama animisme-dinamisme. Dan kedua agama  itulah yang banyak dianut manusia pribumi pada tahun 1945-1965 serta sebelum itu. Dan kedua agama itulah yang saya sebut sebagai agama kebudayaan.
       Perlu kita tahu pula, bahwa sejarhnya negeri ini di penuhi orang-orang dan golongan yang dapat hidup rukun lagi damai meski mereka berbeda agama seperti yang di jelaskan dalam berbagai kitab atau buku kuno “Sejarah tentang riwayat Indonesia”.
       Lalu, hingga pada akhirnya, setelah terjadinya penumpasan orang-orang yand dianggap komunis secara besar-besaran barulah setiap orang berbondong mengucapkan kalimat syahadad Islam. Menurut kakekku kurang lebih pada saat menjelang tahun 70-an saat itu.
Era Sekarang !
       Disadari atau tidak, diterima atau ditolak, sejarahnya di negeri ini memang dipenuhi over prasangka terhadap agama tiap golongan masing-masing. Sehingga terjadilah peperangan antar golongan. Baik secara tak angsung atau pun langsung seperti di daerah Priuk, Ambon, Kalimantan, Aceh beberapa tahun lalu.
       Bahkan, dapalah anda rasakan kalau berbagai chanel TV dan Radio selama ini dipenuhi siaran yang lebelnya mengarah pada Islam juga. Seperti iklan, perfileman, dan berbagai acara lainnya. Bahkan ada saja masyarakat yang marah jika ketika waktunya sore tiba. Tidak ada kumandang siaran adzan dari TV atau radio ketika magrib menyapa.
       Ku kira tidak hanya pembahasan spesialisasi agama pada media massa saja. Munculnya para pemimpin negeri dari golongan Islam, pembangunan gedung sosial keagamaan Islam yang semakin banyak jumlahnya dapat mewakili asumsi yang ada. Namun jika anda kurang menerima, maka anda dapat menemukan contohnya melalui pengamatan dan perenungan anda sendiri melalui kejadian yang ada disekitar anda.
       Lucunya, di Indonesia ini, secara tidak sadar ada suatu golongan orang Islam yang serasa mencoba mengasingkan keberadaan agama orang lain selain agamanya. bahkan digelarlah diskusi antar agama. Yang mana didalamnya ada tokoh kristiani dan Islam. Akan menjadi unik jika sebentar lagi ada pula debat antara Islam dengan Budha, Hinddu, Konghuchu, dsb. Serta berbagai kegiatan anarkis yang dilakukan suatu klompok Islam tertentu terhadap klompok agama lainya dapat dengan mudah anda telisik dari youtube.
Teori Kausalitas Dan Karma Pada Agama
       Terlepas dari latar belakang apapun, baik internal atau pun eksternal. Kiranya, kita semua harus paham atas permasalahan ini. Jika dikaitkan dengan teori kausalitas ataupun karma,  nantinya sudah barang tentu Islam sendiri yang akan tersingkirkan keberadaanya. Jika orang-orang penganut ajarannya tidak mencoba bersifat mencoba menghargai perbedaan atar agama dalam Indonesia ini. lambat laun Islam akan sirna pengikutnya ajarannya. Sebagai contoh kecil, sudah beberapa tahun terakhir ini beredar sebutan “ISLAM KTP” dari mahakah munculnya sebutan ini, seprti apa maksudknya, praktiknya Islam KTP itu bagaimana. Mungkin dapat anda jawab sendiri. Yang jelas, kejadian semacam ini dapat diartikan sebagai wujud melemahnya kekuatan spiritual mereka pada agama yang mereka anut saat ini. Tentu belum samapi pada mencoba lupa pada esensi agamanya, melainkan baru praktik-praktik ajaran yang diterapkan oleh penganut agama Muhammad (Islam).
       Kedepannya orang Islam harus mampu bersifat dewasa hidup di Indonesia ini. Dan jika keberadaannya semakin tersingkirkan nantinya merekapun harus bersifat legowo dan tidak mencoba mencari kambing hitam permasalahan antar agama di luar negeri yang mana belum jelas pula sabab-musababnya. Lalu meski terdapat berbagai perbedaan nantinya baik dari internal islam atau pun eksternalnya jurstu dan menjadi suatu keharusan bagi setiap manusia agar tidak ada satu pun pemikiran yang mencoba menghalalkan darah mengalir dengan aggapan “HALAL” karena masalah perbedaan agama dan ajaran sesama agama.
       Pemahaman tentang keberadaan agama di Indonesia harus menjadi wacana dasar bagi siapa saja. Pendewasaan dalam agama yang nantinya dapat memajukan negeri ini. negeri yang multi kulturalisme sejak sebelum masehi hingga paska masehi. Negeri yang berpedoman pancasila, Bhinika Tunggal Ika, Dan sesuatu pemikiran yang tak normal jika mereka mencoba mengagungkan agama mereka sendiri.
       Terpisah, muncul-hancur-leburnya agama tidak hanya bakal di alami agama islam namun begitu juga agama-agama lainnya. Ketika para pemeluknya mencoba menspesialisasikan agamanya sendiri diatas agama orang lain.

0 komentar:

Posting Komentar

silahakan tambahakan komentar anda