Kamis, 25 September 2014

kita, LUPA atau TIDAK, dengan 29 September !

Kabar Mahasiswa
       Menjelang hari Sarjana Nasional. Tanggal yang yang jatuh di 29 September. Apa yang akan anda fikirkan apabila anda seorang mantan dan bahkan masih sebagai seorang mahasiswa. Jelas anda memiliki pemahaman dan alasan tersendiri mengenai tanggapan pertanyaan saya.
       Mungkin, tak banyak orang mengerti adanya peringatan hari tersebut bahkan seorang mahasiswa sekali pun. Karena hari nasional ini masih dini rasanya. Bahkan penulis pun sampai hari ini belum tahu pasti kapan mulai diresmikannya hari nasional tesebut. Apakah era orde lama (orla), orde baru (orba), reformasi, atau paska reformasi. Parahnya, sejarahnya saja juga tak tahu.

       Kabur rasanya. Tahu-tahu ketika men-search di internet yang jelas tanggal 29 itu ada. Dan tertera dengan sangat jelas sebagai hari sarjana nasional. Namun penulis berharap, bila anda mengetahui, mari bertukar informasi. Tertarik !
       Kembali lagi ke hari istimewanya para sarjana atau hari agungnya mahasiswa.
       Disekeliling kita banyak sekali seorang Mahasiswa. Ada 10, 20, 100 atau 500 orang jumlahnya. Di televisi, Koran, radio atau surat kabar lainnya sering kita menapaki tentang mahsiswa. Baik dalam bentuk demonstrasi, unjuk rasa, sekedar turun kejalan, bentrokan dan semua yang diberitakan awak media. Yah, mungkin mengenai kejelekan mahasiswa. Tetapi ada pula dan bahkan sering kita mendapatkan informasi dari lembaga pers tentang kebaikan serta kelebihannya mahasiswa. baik dalam acara bantuan sosial, cek kehatan geratis, sosialisasi bahayanya HIV, seminar Jurnalistik, workshop entrpreneurship, tembusnya lomba ke sekala internasional, beberapa penemuan tercanggih serta semuanya saja. Yang jelas anda dapat membayangkannya lebih jauh lagi.
       Berbicara tentang mahasiswa, sering kali kita menemui kelebihan dan kekurangannya. Dan mereka yang sekarang duduk di bangku DPR, MPR, Presiden, Bupati, Camat pun juga mantan mahasiswa. Ettt... Urusan mereka terlibat praktik kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) atau tidak itu tidak kita bahas dalam tulisan ini.
       Dalam tulisan kali ini penulis berusaha mensajika berbagai macam alasan mereka memilih menjadi seorang mahasiswa. Lalu, anda akan di paksa menyipulkan anggapan anda masing-masing.

Sisi Lain Mahasiswa
       Kali ini, penulis adalah seorang mahasiswa. Sebagaimana seperti yang penulis temakan dalam tulisannya. Selama bertahun-tahun saya mencoba menggali informasi tentang mahasiswa. walhasil saya mendapat informasi yang beragam.  Dalam sebuah ruang kelas, terdapat puluan mahasiswa. Sesekali penulis berusaha mencari alasan kenapa mereka (teman-temannya) memilih status sebagai seorang mahasiswa. Ada yang mengaku, “dengan seperti ini saya dapat dengan mudah mencari pacar; kalo saya, hanya ingi mencari ilmu; kalo saya, karena dipaksa orang tua; kalo saya, sekedar mengisi ruang kosong, dari pada harus bekerja atau nikah dini; kalo saya, untuk bekerja besok; kalo saya, untuk mencari link, untuk mempermudah hidup saya; kalo saya, sekedar mengikuti tuntutan jaman aja; kalo saya, ingin menjadi insinyur, politikus, hakim, professor, aktifis, pelukis, musikus; kalo saya, dipaksa pacar saya; kalo saya, demi keberlanjutan kehidupa anak saya; kalo saya, karena tetangga banyak yang kuliah; kalo saya, karena agar dianggap hebat di mata masyarakat; kalo saya, untuk memenuhi janji orang tua; kalo saya agar mendapat uang jajan dan bisa hidup bebas di luar sana; kalo saya, apa lagi ya…banyak.” Silahakan anda nalar sendiri-sendiri alasannya.
       Itu kalau alasan memilih menjadi mahasiswa.
       Memang tak jauh berbeda, antara yang mereka alasankan dengan realitasnya. Setiap malam, penulis menjumpai berbagai warung makan, minum, fashion yang dipenuhi beberapa golongan X; warung-warung kopi yang sampai pagi di gumuli mereka yang suka diskusi dan berdebat; beberapa kos-kosan ramai dikunjungi para cowok, bila malam menyapa. Apel katanya; Ada yang ngalor-ngidul tidak memperdulikan apa saja, yang penting membawa buku dan mereka membaca buku itu. Bahkan ada yang berlomba cepat-cepat khatam itu buku. Ada yang suka usik, berdemo kesana-kemari, ada yang suka nyontek saat Ujian. Dengan berbagai macam ide kreativitas penyontekannya. Ada yang selalu sibuk nyebarin berbagai jenis proposal. Ada yang tahunya kuliah, pulang-pergi ngampus, asal dapat ijasah. Pokoknya banyak.
       Fenomena diatas terjadi di sekitar kita. Baik atau buruk biarlah objektivitas yang berbicara. Namun, satu hal yang menjadi catatan. Mahasiswa entah sejak kapan awalnya, mempunyai 3 konsep yang penulis kenal dengan ideologi trifungsi mahasiswa. Pertama, mean of analysis. Namun hal semacam ini pun tak juga mendapat titik temu. Mengingat selama ini kegiatan apakah yang dapat di analisis oleh seorang mahasiswa. Jika mereka belum mampu menjadi pribadi yang utuh dikalangan masyarakat, pemerintah, belangga industrialisasi kita. Bahkan mereka selalu bersifat sama dengan keadaan sekitarnya. Tak jarang mahasiswa malah dianggap polusi masyarakat dalam situasi dan kondisi tertentu.
       Kedua, agent of change. Namun hal semacam ini terkadang malah menjadi boomerang. Seiring bertambahnya pengangguran dari kalangan mahasiswa; Maraknya mahasiswa yang sering kali bertindak anarkis dalam beberapa posisi; Ada pula mahasiswa yang kemampuan berfikirnya kalah dengan anak SMA, bahkan para petani yang tak pernah mengeyam dunia legalitas pendidikan; Bahkan, mahasiswa pun bertindak-dan berprilaku sama dengan mereka yang kurang mendapat pendidikan.
       Ketiga, agent of social control. Di dalam konsep apakah yang dapat kita jawab. Kontrol pemerintah, keamaanan negara, ketertiban kampus, keadilan bermasyarakat atau apa. Saya kurang bisa menggambarkan kejelasannya. Karena hanya anda yang tahu.
       Tiga hal pokok ini, seiring berjalannya waktu, selalu berdalih timbul-tenggelam jati dirinya. Kadang samar kadang jelas. Dan kadang malah tak tampak sama sekali. Tak hanya mereka yang seperti itu. Bahkan penulis pun demikian.
       Lalu, apakah kita, LUPA atau TIDAK, dengan 29 September !
       Itulah hari besar, hari agung. Yang mana perlu kita imbangi dengan berbagai usaha dan jerih payah. Agar kita semua dapat menjadi mahasiswa yang menurut anda sudah baik. Dimana ukuran baik-tidaknya berasal dari komentar tetangga, teman, keluarga dan terpenting, hati yang terluhur (hati nurani) anda.
       Disini saya sama dengan anda posisinya. Seorang mahasiswa ! untuk itu marilah kita saling merenungi omongan, pendengaran, penglihatan, dan laku-kita masing-masing saat ,masih dan mantan mahasiswa. Terkadang, kita tak dapat berbicara salah-benar, baik-buruk, pantas-tak lumrah atau sejenisnya. Karena semua sedang berproses dalam tahap ini. Namun yang akan menjadi akhir dari paragraph ini semua adalah, bagaimana anda menjadi mahasiswa yang menurut anda sudah benar-benar baik. Itu yang terpenting. Mari songsong hari ini dengan keluhuran hati dalam bertindak. Berjalan sebaik mungkin. Dan semoga esok, sang fajar menyapa anda semua. aminnn

0 komentar:

Posting Komentar

silahakan tambahakan komentar anda