Kabar Mahasiswa
Menjelang
hari Sarjana Nasional. Tanggal yang yang jatuh di 29 September. Apa yang akan
anda fikirkan apabila anda seorang mantan dan bahkan masih sebagai seorang
mahasiswa. Jelas anda memiliki pemahaman dan alasan tersendiri mengenai
tanggapan pertanyaan saya.
Mungkin,
tak banyak orang mengerti adanya peringatan hari tersebut bahkan seorang
mahasiswa sekali pun. Karena hari nasional ini masih dini rasanya. Bahkan penulis
pun sampai hari ini belum tahu pasti kapan mulai diresmikannya hari nasional
tesebut. Apakah era orde lama (orla), orde baru (orba), reformasi, atau paska
reformasi. Parahnya, sejarahnya saja juga tak tahu.
Kabur
rasanya. Tahu-tahu ketika men-search
di internet yang jelas tanggal 29 itu ada. Dan tertera dengan sangat jelas sebagai
hari sarjana nasional. Namun penulis berharap, bila anda mengetahui, mari bertukar
informasi. Tertarik !
Kembali
lagi ke hari istimewanya para sarjana atau hari agungnya mahasiswa.
Disekeliling
kita banyak sekali seorang Mahasiswa. Ada 10, 20, 100 atau 500 orang jumlahnya.
Di televisi, Koran, radio atau surat kabar lainnya sering kita menapaki tentang
mahsiswa. Baik dalam bentuk demonstrasi, unjuk rasa, sekedar turun kejalan,
bentrokan dan semua yang diberitakan awak media. Yah, mungkin mengenai
kejelekan mahasiswa. Tetapi ada pula dan bahkan sering kita mendapatkan
informasi dari lembaga pers tentang kebaikan serta kelebihannya mahasiswa. baik
dalam acara bantuan sosial, cek kehatan geratis, sosialisasi bahayanya HIV, seminar
Jurnalistik, workshop entrpreneurship,
tembusnya lomba ke sekala internasional, beberapa penemuan tercanggih serta
semuanya saja. Yang jelas anda dapat membayangkannya lebih jauh lagi.
Berbicara
tentang mahasiswa, sering kali kita menemui kelebihan dan kekurangannya. Dan mereka
yang sekarang duduk di bangku DPR, MPR, Presiden, Bupati, Camat pun juga mantan
mahasiswa. Ettt... Urusan mereka terlibat praktik kolusi, korupsi dan nepotisme
(KKN) atau tidak itu tidak kita bahas dalam tulisan ini.
Dalam
tulisan kali ini penulis berusaha mensajika berbagai macam alasan mereka
memilih menjadi seorang mahasiswa. Lalu, anda akan di paksa menyipulkan
anggapan anda masing-masing.
Sisi Lain Mahasiswa
Kali ini, penulis
adalah seorang mahasiswa. Sebagaimana seperti yang penulis temakan dalam
tulisannya. Selama bertahun-tahun saya mencoba menggali informasi tentang
mahasiswa. walhasil saya mendapat
informasi yang beragam. Dalam sebuah
ruang kelas, terdapat puluan mahasiswa. Sesekali penulis berusaha mencari
alasan kenapa mereka (teman-temannya) memilih status sebagai seorang mahasiswa.
Ada yang mengaku, “dengan seperti ini saya
dapat dengan mudah mencari pacar; kalo
saya, hanya ingi mencari ilmu; kalo saya, karena dipaksa orang tua; kalo saya, sekedar mengisi ruang kosong, dari pada harus bekerja atau nikah dini;
kalo saya, untuk bekerja besok; kalo
saya, untuk mencari link, untuk mempermudah hidup saya; kalo saya, sekedar mengikuti tuntutan jaman
aja; kalo saya, ingin menjadi
insinyur, politikus, hakim, professor, aktifis, pelukis, musikus; kalo saya, dipaksa pacar saya; kalo saya, demi keberlanjutan kehidupa anak saya;
kalo saya, karena tetangga banyak yang kuliah; kalo saya, karena agar dianggap
hebat di mata masyarakat; kalo saya, untuk memenuhi janji orang tua; kalo saya
agar mendapat uang jajan dan bisa hidup bebas di luar sana; kalo saya, apa lagi
ya…banyak.” Silahakan anda nalar sendiri-sendiri alasannya.
Itu
kalau alasan memilih menjadi mahasiswa.
Memang
tak jauh berbeda, antara yang mereka alasankan dengan realitasnya. Setiap malam,
penulis menjumpai berbagai warung makan, minum, fashion yang dipenuhi beberapa golongan X; warung-warung kopi yang
sampai pagi di gumuli mereka yang suka diskusi dan berdebat; beberapa kos-kosan
ramai dikunjungi para cowok, bila malam menyapa. Apel katanya; Ada yang ngalor-ngidul
tidak memperdulikan apa saja, yang penting membawa buku dan mereka membaca buku
itu. Bahkan ada yang berlomba cepat-cepat khatam
itu buku. Ada yang suka usik, berdemo kesana-kemari, ada yang suka nyontek saat
Ujian. Dengan berbagai macam ide kreativitas penyontekannya. Ada yang selalu
sibuk nyebarin berbagai jenis proposal. Ada yang tahunya kuliah, pulang-pergi
ngampus, asal dapat ijasah. Pokoknya banyak.
Fenomena
diatas terjadi di sekitar kita. Baik atau buruk biarlah objektivitas yang
berbicara. Namun, satu hal yang menjadi catatan. Mahasiswa entah sejak kapan
awalnya, mempunyai 3 konsep yang penulis kenal dengan ideologi trifungsi mahasiswa. Pertama, mean of analysis. Namun hal semacam ini pun tak juga mendapat titik
temu. Mengingat selama ini kegiatan apakah yang dapat di analisis oleh seorang
mahasiswa. Jika mereka belum mampu menjadi pribadi yang utuh dikalangan
masyarakat, pemerintah, belangga industrialisasi kita. Bahkan mereka selalu
bersifat sama dengan keadaan sekitarnya. Tak jarang mahasiswa malah dianggap
polusi masyarakat dalam situasi dan kondisi tertentu.
Kedua, agent of change. Namun hal semacam ini terkadang malah menjadi boomerang.
Seiring bertambahnya pengangguran dari kalangan mahasiswa; Maraknya mahasiswa
yang sering kali bertindak anarkis dalam beberapa posisi; Ada pula mahasiswa
yang kemampuan berfikirnya kalah dengan anak SMA, bahkan para petani yang tak
pernah mengeyam dunia legalitas pendidikan; Bahkan, mahasiswa pun bertindak-dan
berprilaku sama dengan mereka yang kurang mendapat pendidikan.
Ketiga, agent of social control. Di
dalam konsep apakah yang dapat kita jawab. Kontrol pemerintah, keamaanan
negara, ketertiban kampus, keadilan bermasyarakat atau apa. Saya kurang bisa
menggambarkan kejelasannya. Karena hanya anda yang tahu.
Tiga
hal pokok ini, seiring berjalannya waktu, selalu berdalih timbul-tenggelam jati
dirinya. Kadang samar kadang jelas. Dan kadang malah tak tampak sama sekali. Tak
hanya mereka yang seperti itu. Bahkan penulis pun demikian.
Lalu,
apakah kita, LUPA atau TIDAK, dengan 29 September
!
Itulah hari besar, hari
agung. Yang mana perlu kita imbangi dengan berbagai usaha dan jerih payah. Agar
kita semua dapat menjadi mahasiswa yang menurut anda sudah baik. Dimana ukuran
baik-tidaknya berasal dari komentar tetangga, teman, keluarga dan terpenting,
hati yang terluhur (hati nurani) anda.
Disini
saya sama dengan anda posisinya. Seorang mahasiswa ! untuk itu marilah kita
saling merenungi omongan, pendengaran, penglihatan, dan laku-kita masing-masing
saat ,masih dan mantan mahasiswa. Terkadang, kita tak dapat berbicara
salah-benar, baik-buruk, pantas-tak lumrah atau sejenisnya. Karena semua sedang
berproses dalam tahap ini. Namun yang akan menjadi akhir dari paragraph ini
semua adalah, bagaimana anda menjadi mahasiswa yang menurut anda sudah
benar-benar baik. Itu yang terpenting. Mari songsong hari ini dengan keluhuran
hati dalam bertindak. Berjalan sebaik mungkin. Dan semoga esok, sang fajar
menyapa anda semua. aminnn
0 komentar:
Posting Komentar
silahakan tambahakan komentar anda