Rabu, 22 Oktober 2014

Prof, Sini Lho…!!!

Keterbukaan Perbandingan
       Untuk mahasiswa Ekonomi Syariah, para pengajar, dan orang tua mahasiswa, “Bagaimana menurut anda jika Program Studi Ekonomi Syariah (Prodi Es) mengawali pembaharuan tenaga pengajar? Maksudnya, jika yang mengajar mahasiswa Es adalah seorang professor?
       Prodiku memang belum lama berdiri. Belum juga menelurkan lulusan di pasaran ketenaga kerjaan. Pasalnya UTM menjadi pelopor pertama di Madura sekelas perguruan tinggi negeri umum yang memiliki prodi Es.
       Namun jangan mencoba bertanya berapa banyak peminatnya. Jelas tak dapat diragukan. Selama kurun waktu 2011-2014 kurang lebih 500 mahasiswa telah tertampung didalamnya. Belum yang ditolak ! Wah pastinya ribuan selama empat tehun terakhir ini. 500 ! Banyakkan. Jika anda menjawab tidak. Mungkin nanti dapat kami jelaskan selanjutnya.

       Sebelumnya anda harus membuka isi kepala anda untuk bersifat demokratis dan terbuka. Karena prodi yang baru ini masih memberlakukan manajemen birokrasinya sederhana; Ruangan untuk mengajar pun masih menjadi kendala utama dalam melakukan penambahan jumlah mahasiswa; Sedang   belum tenaga pengajar tetapnya saja tak sampai belasan. Perbandingan yang ada, secara minimal 45 mahasiswa banding 1 dosen dalam mengajar. Bagaimana? Wajar bukan, selama empat tahun baru menerima 500 mahasiswa.

Prof, Sini Lho…!!!
       Dalam masalah tenaga pengajar, Prodi yang baru berdiri kurang lebih empat tahun silam ini memang belum memiliki tenaga pengajar yang menjadikan iri hati prodi lainnya. Pasalnya tenaga pengajar tetap yang dimiliki hampir 80 persen terdiri dari S2 dan doktor sementara masih 1 orang. Sedang tenaga pengajar bantu atau kontrak masih didominasi oleh jenjang S2.
       Disisi lain, kampus UTM telah memliki seorang Profesor yang fokus Desertasinya pada pengkajian Akuntasi Syariah. Namun sayang Profesor itu tak mengajar di prodi Es. Entah dia tidak mau, belum diundang prodi untuk ngajar atau memang masih belum siap mengajar di prodi Es, saya belum tahu. Karena selama ini dia masih mengabdikan dirinya secara penuh di Fakultas Ekonomi (FE) yang tidak memiliki fokus prodi Es.
       Amat disayangkan jika dia tidak mengajar di prodi Es di Fakultas Ilmu-Ilmu Keislaman (FIIK) UTM.
       Sebenarnya, akan menjadi kebanggaan tersendiri jika seorang Profesor dapat mengajar di Prodi Es. “Mantapp…” kata seorang teman. “Iya ndak papa, sangat bagus itu. Sini Lho Prof…” sahut teman lainya saat bincang-bincang lepas di warung kopi.
       Tenaga pengajar yang professional setara Profesor tentu mejadi pertimbangan tersendiri dalam menentukan eksistensi sebuah prodi. Secara konsep, bahwa semakin tinggi jumlah professor yang mengajar tentu akan menhasilkan out put yang semakin bagus. Karena Profesor jelas memiliki taraf keilmuan yang jauh berbeda dengan lulusan S2 atau pun doktor. Titel professor telah diakui dunia pendidikan. Karena secara kualitas isi kepalanya, bukan karena sekedar titel.
       Begitu senangnya mahasiswa Es jika dapat di ajar seorang professor. Mungkin kedepan dapat dicoba oleh prodi Es untuk mendatangkan sang professor agar mengajar di prodi Es. Entah sebulan sekali atau dua minggu sekali.
       Bicara efektif atau tidaknya untuk diterapkan mungkin dapat dibicarakan dilain hari. Yang jelas jika sang professor berani ditarik untuk mengajar di Es. Mahasiswa akan mendapatkan pengalaman diajar oleh seorang professor. Secara dealektis, krangka berfikir, dan karaktersitik mahasiswa dapat mendapatkan persuasi khusus dari sang guru besar tersebut.
        Waw… bergengsi bukan, diajar professor. Demi Prodi Es, jayalah engkau.

0 komentar:

Posting Komentar

silahakan tambahakan komentar anda